Perompak Somalia Kembali Beraksi

14 Maret 2017 18:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu bajak laut Somalia (Foto: AFP)
Perompak Somalia dilaporkan kembali beraksi setelah vakum selama tujuh tahun. Korbannya kali ini diduga adalah kapal kargo berbendera Sri Lanka yang melintasi laut dekat Somalia.
ADVERTISEMENT
Dugaan ini disampaikan oleh John Steed, pengamat keamanan laut di lembaga anti-perompakan Oceans Beyong Piracy kepada Reuters yang dikutip kumparan (kumparan.com) pada Selasa (14/3).
Steed mengatakan, kapal Aris 13 dibajak dan dimatikan sistem pelacaknya lalu dialihkan pelayarannya ke Somalia. Steed, seorang mantan kolonel Inggris yang memiliki banyak sumber di angkatan laut berbagai negara, mengatakan ada delapan kru di kapal itu, namun belum diketahui kewarganegaraan mereka.
"Kapal itu dilaporkan diikuti oleh dua perahu kemarin sore, lalu hilang," kata Steed.
Saat ini jet tempur dari pasukan angkatan laut Uni Eropa, Navfor, tengah melacak keberadaan kapal tersebut dan mencari tahu apa yang terjadi.
Menurut situs pendataan kapal, Equasis, kapal Aris 13 yang berbobot 1.800 ton ini dimiliki oleh perusahaan Panama, Armi Shipping, dan dikelola oleh Aurora Ship Management di Uni Emirat Arab.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi kapal kargo (Foto: Wikimedia Commons)
Menurut Steed, kapal itu tengah menuju pelabuhan Alula di Somalia ketika dicegat. Sumber perompak Somalia yang dihubungi Reuters mengatakan mereka tengah menunggu kapal itu.
Jika dikonfirmasi, maka ini adalah perompakan pertama lanun Somalia sejak tahun 2012 lalu. Lima tahun lalu, perompak Somalia menjadi ancaman terbesar kapal-kapal yang melalui Teluk Aden.
Tahun 2011, perompak Somalia melancarkan 237 serangan dan menyandera ratusan awak kapal, di antaranya adalah empat ABK asal Indonesia dari kapal Naham 3 yang dibajak pada 2012. Mereka baru berhasil dibebaskan melalui perundingan pada akhir tahun lalu.
Menurut data Ocean's Beyond Piracy, perompakan merugikan pelayaran hingga 7 miliar dolar AS, 80 persennya diderita oleh industri perkapalan. Namun jumlah perompakan di Somalia menurun setelah para pemilik kapal meningkatkan keamanan dan menghindari pelayaran mendekati pantai Somalia.
ADVERTISEMENT
Pasukan angkatan laut berbagai negara juga mengamankan jalur pelayaran dekat laut Somalia. Ini adalah jalur penting, karena merupakan perlintasan satu-satunya menuju Kanal Suez.