Perompak Somalia Minta Tebusan Atas Kapal Tanker Sri Lanka

15 Maret 2017 9:17 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kapal Tanker. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Tanker. (Foto: Pixabay)
Angkatan Laut Uni Eropa membenarkan adanya kapal yang dibajak oleh perompak Somalia. Menurut Uni Eropa, perompak Somalia telah meminta tebusan untuk pembebasan kapal tersebut.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Associated Press, Angkatan Laut Uni Eropa yang berpatroli di perairan dekat Somalia mengatakan permintaan tebusan disampaikan pada Selasa malam (14/3) setelah kapal tersebut bisa dikontak. Belum diketahui berapa nilai tebusan yang diminta.
Awalnya diberitakan Reuters, kapal yang dibajak adalah kapal kargo berbendera Sri Lanka. Namun dalam konfirmasi terbaru, kapal itu ternyata kapal tanker berbendera Comoros Island bernama Aris 13 yang diawaki oleh delapan warga Sri Lanka.
Pembajakan Aris 13 terjadi pada Senin lalu setelah awak kapal mengirim sinyal bahaya. Sistem pelacakan kapal berbobot 1.800 ton tersebut kemudian mati dan pelayaran dialihkan ke kota pelabuhan Alula.
Salah satu bajak laut Somalia (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu bajak laut Somalia (Foto: AFP)
Seorang perompak bernama Abdullahi kepada Reuters melalui telepon mengatakan, "kami sekarang sedang mengirim kapal ke kawan-kawan kami yang membawa kapal Alula. Kami membawa air, makanan dan senjata untuk mereka."
ADVERTISEMENT
Polisi laut Puntland, daerah semi-otonom di Somalia mengaku telah mengirim petugas untuk membebaskan kapal itu.
"Kami akan membebaskan kapal dan krunya. Pasukan kami telah menuju Alula. Sudah menjadi tugas kami menyelamatkan kapal yang dibajak dan kami akan menyelamatkannya," kata Abdirahman Mohamud Hassan, direktur jenderal marinir Puntland.
Ini adalah perompakan pertama lanun Somalia sejak tahun 2012 lalu. Lima tahun lalu, perompak Somalia menjadi ancaman terbesar kapal-kapal yang melalui Teluk Aden.
Tahun 2011, perompak Somalia melancarkan 237 serangan dan menyandera ratusan awak kapal, di antaranya adalah empat ABK asal Indonesia dari kapal Naham 3 yang dibajak pada 2012. Mereka baru berhasil dibebaskan melalui perundingan pada akhir tahun lalu.