Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Selain di Indonesia, di mana tempat yang paling banyak ditemukan buku-buku tentang Indonesia? Ternyata bukan di negara tetangga seperti Malaysia atau Singapura, melainkan di Belanda. Tepatnya di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.
ADVERTISEMENT
Perpustakaan tersebut dibangun bersamaan dengan didirikannya Universitas Leiden, yaitu pada 1575, yang menjadikan universitas tersebut menjadi universitas tertua di Belanda. Perpustakaan Leiden memiliki sekitar 5,2 juta buku, 1 juta e-book, 70 ribu e-journal, 2 ribu journal, 60 ribu manuskrip oriental dan dari barat, 500 ribu surat, 100 ribu peta, 12 ribu gambar, dan 300 ribu foto.
Selain literatur Indonesia, perpustakaan ini juga memiliki koleksi literatur Karibia terbanyak di dunia dan secara khusus memiliki Perpustakaan Asia yang menyimpan koleksi-koleksi dari benua tersebut.
Tidak hanya itu, Perpustakaan Leiden juga memiliki peran penting dalam perkembangan budaya di Eropa karena koleksi-koleksi literaturnya yang unik dan luar biasa. Ada tiga koleksi perpustakaan ini yang masuk dalam daftar UNESCO Memory of the World Register. Menariknya, ketiga koleksi tersebut berasal dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Koleksi yang pertama adalah La Galigo yang berasal dari Bugis. La Galigo adalah sebuah epic terpanjang yang ada di dunia. Diceritakan pertama kali secara oral dalam bentuk puisi, La Galigo sudah ada sebelum Islam masuk ke Sulawesi Selatan. Kualitasnya yang baik membuat La Galigo dapat disandingkan dengan Homer’s Odyssey atau Mahabarata.
Cerita lengkap La Galigo setidaknya memenuhi 6.000 halaman seukuran kertas folio, dan 2.851 di antaranya atau sepertiga dari cerita dapat ditemukan di Leiden. Dokumen tersebut adalah fragmen La Galigo terpanjang yang berurutan yang ada di dunia. La Galigo bercerita tentang dewa-dewa, kehidupan di atas dan di bawah, cinta terlarang di antara anak kembar, perjalanan dan pertempuran di laut, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Literatur selanjutnya adalah terjemahan dalam Bahasa Belanda otobiografi dari Pangeran Diponegoro yang ditulis oleh dirinya sendiri pada saat pengasingan di Sulawesi selama lebih dari 25 tahun. Dalam otobiografi tersebut, Pangeran Diponegoro menyalahkan para pengkhianat secara terang-terangan dan dengan bangga menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah. Otobiografi Pangeran Diponegoro ini kemudian menjadi inspirasi para pejuang kemerdekaan selanjutnya.
Koleksi terakhir yang masuk dalam daftar UNESCO Memory of the World Register adalah manuskrip tentang Pangeran Panji dari Jawa. Ada lebih dari 250 dongeng yang bercerita seputar Pangeran Panji, biasanya tentang cinta dan petualangan Pangeran Panji berusaha menyelamatkan Putri Candra Kirana atau Sekartaji.
Dongeng tentang Panji adalah langkah besar dalam perkembangan literatur Jawa. Cerita-cerita dari Jawa mendapatkan kepopuleran di Asia Tenggara, khususnya di Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja, pada abad ke-14 dan 15. Cerita-cerita dari Jawa mulai menggantikan cerita-cerita dari India yang saat itu banyak mendominasi.
ADVERTISEMENT
Setidaknya cerita Panji ditulis dalam 12 bahasa termasuk Bahasa Jawa, Bahasa Bali, dan Bahasa Melayu. Perpustakaan Universitas Leiden bahkan memiliki manuskrip Panji yang ditulis di atas daun palem dan kulit kayu.
Tidak semua koleksi Perpustakaan Leiden dapat diakses secara mudah. Beberapa literatur ada dalam kondisi yang sangat rapuh saking tuanya. Sehingga, jika ingin membaca koleksi tertentu yang sangat dijaga, pengunjung dapat mengajukan permintaan khusus untuk dapat membaca literatur tersebut di tempat.