Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Persiapan Bertemu Trump, Presiden Korsel Main Golf Lagi usai 8 Tahun Vakum
12 November 2024 16:53 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol kembali bermain golf setelah delapan tahun vakum. Latihan itu ia lakukan sebagai persiapan menjelang pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Yoon berlatih di lapangan golf pada Sabtu (9/11) lalu. Kantornya mengeklaim olahraga itu terakhir dilakukan Yoon pada 2016.
Langkah Presiden Korsel itu memicu spekulasi bahwa ia berusaha membangun ikatan personal dengan Trump yang dikenal sebagai penggemar berat golf.
Menurut laporan Washington Post pada 2021, Trump diperkirakan bermain golf setidaknya 261 kali selama masa jabatan presiden AS pertamanya.
Dalam konferensi persnya, Yoon berharap dapat membangun kecocokan yang baik dengan Trump, seraya mengucapkan selamat melalui telepon atas kemenangan Trump di pemilu AS.
“Banyak orang yang dekat dengan Presiden Trump [mengatakan kepada saya] Presiden Yoon dan Trump akan memiliki kecocokan yang baik,” kata Yoon, seperti dikutip dari Guardian.
Pengamat Sebut Ini Cara Bangun Hubungan Personal
Para analis menilai Yoon bisa memanfaatkan pendekatan personal ini untuk memperkuat posisi Seoul saat kebijakan luar negeri Trump yang berfokus pada Amerika kembali menjadi prioritas.
ADVERTISEMENT
Pakar Korea dari King’s College London, Ramon Pacheco Pardo, menyebut Yoon dan Trump memiliki kesamaan karakter sebagai “orang luar” dalam politik yang mungkin membantu mereka akur.
"Saya juga berpikir bahwa Yoon secara umum disukai oleh para pembuat kebijakan di Amerika Serikat, yang akan membantunya, siapa pun yang memberi nasihat kepada Trump tentang kebijakan luar negeri," tambahnya.
Hubungan bilateral ini menjadi krusial bagi Korsel yang sangat bergantung pada perdagangan dengan AS, meski kedua negara sempat berselisih tentang pembagian biaya militer selama masa jabatan pertama Trump.
Saat ini, sekitar 28.500 tentara AS ditempatkan di Korsel sebagai bagian dari aliansi pertahanan kedua negara pasca-Perang Korea 1950-53.
Pada Minggu (10/11), Yoon menyerukan pertemuan antara pemerintah dan industri untuk mempersiapkan perubahan kebijakan ekonomi seiring kembalinya Trump ke Gedung Putih.
ADVERTISEMENT
Mantan analis CIA, Bruce Klingner dari Heritage Foundation, juga menilai hubungan personal antara pemimpin bisa bermanfaat.
Namun ia juga mengingatkan bahwa ini mungkin tidak cukup untuk menghindari dampak kebijakan AS yang seringkali 'mengejutkan'.
"Sementara banyak pemimpin akan berusaha untuk meniru persahabatan yang dimiliki Shinzo Abe dengan Trump, tidak ada bukti bahwa hubungan pribadi menghasilkan manfaat nyata dan demonstratif bagi Jepang," tuturnya.
Menurut Klingner, hubungan Trump dengan Abe juga tidak mendatangkan keuntungan konkret bagi Tokyo dalam isu-isu sensitif seperti pembagian biaya militer.