Persiapan Pengamanan KTT G20 Bali: Pesawat Tempur; 18.030 Personel Diterjunkan

21 Oktober 2022 8:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prajurit TNI AD mengikuti Apel Gelar Pasukan Gapura Agung IV-2022 dalam rangka operasi pengamanan Foreign Ministers Meeting (FMM) G20 di Nusa Dua, Bali, Senin (4/7/2022).  Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Prajurit TNI AD mengikuti Apel Gelar Pasukan Gapura Agung IV-2022 dalam rangka operasi pengamanan Foreign Ministers Meeting (FMM) G20 di Nusa Dua, Bali, Senin (4/7/2022). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indonesia selaku presidensi KTT G20 terus mempersiapkan dan mematangkan skema pengamanan jelang acara puncak pada November mendatang.
ADVERTISEMENT
Puncak Presidensi G20, the 17th G20 Heads of State and Goverment Summit bakal digelar pada 15-16 November 2022 di Bali.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengerahkan 18.030 personel gabungan untuk mengawal puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada Novermber mendatang.
Ribuan personel itu terdiri dari TNI, Polri, dan institusi lainnya.
"Jadi secara umum, personel yang kami siapkan, jadi sesuai tugas kami sebagai pengaman VVIP, maka kami menyiapkan total sekitar 18.030 personel," kata Andika dalam jumpa pers virtual.
"Nah, 18.030, ada di antaranya sekitar 3.200-an personel Polri dan sekitar 492 personel dari institusi lain. Tapi mereka semua itu masuk dalam tugas kami," lanjut dia.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Kantor Kemenko Polhukam, Senin (3/10/2022). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Andika menjelaskan, pasukan dari TNI terdiri dari 14.300 personel. Mereka dibagi menjadi 3 satuan tugas, yakni Satgas Pengamanan VVIP, Satgas Laut, dan Satgas Udara.
ADVERTISEMENT
"Ada pengamanan VVIP yang memang nempel para kepala negara, yang kita siapkan sampai dengan 42, ini untuk menjaga segala kemungkinan, apabila semua hadir kita siap. Karena persiapan tidak bisa mendadak, jadi jauh hari kita sudah siapkan paket untuk 42 kepala negara atau setingkat kepala negara," jelas Andika.
Kemudian dari Satgas Laut, Andika merinci TNI menyiapkan 12 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Belasan kapal itu bakal ditempatkan melingkari Pulau Bali, lokasi KTT G20 digelar.
Personel TNI berbaris lengkap dengan persenjataan saat mengikuti gelar pasukan pengamanan Pertemuan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) dan Finance and Central Bank Deputies (FCBD) di Nusa Dua, Bali, Selasa (12/7/2022). Foto: Nyoman Budhiana/Antara
Sedangkan Satgas Udara, telah menyiapkan 4 pesawat tempur yang terdiri dari dua unit pesawat jenis F16 dan dua unit pesawat Sukhoi. Ada juga 13 helikopter yang dikerahkan dari masing-masing angkatan.
"Nah, pesawat-pesawat lain, yaitu kita siapkan 2 Hercules, 1 itu khusus medis, medical evacuation atau medivec karena memang di-setting sedemikian rupa sehingga memiliki fasilitas untuk evakuasi pasien yang kondisinya darurat. Kemudian 1 lagi Hercules itu khusus angkut apabila diperlukan," papar Andika.
ADVERTISEMENT
"Selain itu kita juga menggelar satu Boeing VIP apabila diperlukan untuk tambahan. Kemudian juga ada pesawat Boeing yang jumlahnya dua, fungsinya sebagai ISR atau pengintai, intelligence surveillance," tambahnya.
Dalam mengakomodasi alutsista yang dikerahkan, Andika mengatakan, TNI menyiapkan 19 pangkalan udara dan satu pelabuhan. Pangkalan udara yang disiapkan itu tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Menhan Prabowo Subianto bersama Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, Kasal Laksamana TNI Yudo Margono dan Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Andika Perkasa Gandeng Intelijen Asing di KTT G20 di Bali

Andika mengatakan, TNI telah melakukan koordinasi dengan pihak intelijen dari berbagai negara jelang puncak G20 di Bali pada November. Hal ini dilakukan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sebelum pelaksanaan G20 dalam hal intelijen, kita sudah bekerja sama, jadi kita juga meminta mereka untuk membantu sharing intelligence karena kita kan punya keterbatasan," kata Andika.
"Jadi BAIS TNI dengan segala macam kekurangan dan kelebihan pasti akan lebih bagus kalau mereka komunikasi dengan badan intelijen militer lainnya," ujar dia.
Prajurit TNI melakukan penggerebekan tempat persembunyian pelaku terorisme saat pelaksanaan simulasi penanggulangan terorisme di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (20/10/2022). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Menurut Andika, koordinasi semacam ini perlu dilakukan. Mengingat, setiap kepala negara yang menghadiri acara tersebut punya skema kegiatan dan pengamanannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Untuk apa, yaitu untuk men-detect lebih awal, mungkin ada intelijen atau informasi dari negara partisipan yang mungkin ada hubungannya dengan rencana kegiatan di Bali. Jadi ini semua kita lakukan terus dari mungkin sejak 3 bulan yang lalu dan ini dalam rangka saling melengkapi lah intelijen menjelang G20," papar dia.
Disisi lain secara spesifik, lanjut Andika, sudah menjalin komunikasi dengan Paspampres atau Secret Service Amerika Serikat dan Tiongkok guna membahas masalah pengamanan. Dia mengaku bakal mengakomodasi segala skema pengamanan yang berlaku di setiap pasukan pengamanan.
"Sejauh ini kami berusaha mengakomodasi, intinya kami ingin para kepala negara ini merasa aman dan merasa nyaman karena mereka juga di-back up oleh protective details atau paspampres masing-masing, dan semua yang mereka inginkan," kata Andika.
ADVERTISEMENT
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa berjalan turun dari pesawat boeing 737-200 AI 7304 TNI AU saat meninjau latihan serangkaian Super Garuda Shield 2022 di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (9/8/2022). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto

Kita Nanti Punya Mata di Udara

ADVERTISEMENT
Andika menjelaskan, pihaknya tak hanya melakukan pengawasan dari darat, tapi juga dari udara.
"Ada, itu sudah pasti, kita nanti punya mata di udara, jadi sepanjang acara kita punya mata di udara yang karena kita tidak ingin bergantung misalnya info di lapangan aja tetapi juga dari udara," ujar Andika.
Andika menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan dua pesawat jenis Boeing yang difungsikan sebagai pesawat pengintai atau intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR). Menurut dia, hal ini merupakan skema pengamanan yang baru.
"Ini juga satu kemampuan yang belum pernah digelar sebelumnya tetapi saat ini kami gelar, dalam rangka membantu," kata Andika.
Selain dalam rangka mencegah serangan, Andika mengatakan, mata di udara itu dapat digunakan sebagai pemantau arus lalu lintas. Dia mengambil contoh saat rombongan salah satu kepala negara terjebak kemacetan.
ADVERTISEMENT