Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Persiapan Pengamanan KTT G20 Bali: Pesawat Tempur; 18.030 Personel Diterjunkan
21 Oktober 2022 8:03 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Indonesia selaku presidensi KTT G20 terus mempersiapkan dan mematangkan skema pengamanan jelang acara puncak pada November mendatang.
ADVERTISEMENT
Puncak Presidensi G20, the 17th G20 Heads of State and Goverment Summit bakal digelar pada 15-16 November 2022 di Bali.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengerahkan 18.030 personel gabungan untuk mengawal puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada Novermber mendatang.
Ribuan personel itu terdiri dari TNI, Polri, dan institusi lainnya.
"Jadi secara umum, personel yang kami siapkan, jadi sesuai tugas kami sebagai pengaman VVIP, maka kami menyiapkan total sekitar 18.030 personel," kata Andika dalam jumpa pers virtual.
"Nah, 18.030, ada di antaranya sekitar 3.200-an personel Polri dan sekitar 492 personel dari institusi lain. Tapi mereka semua itu masuk dalam tugas kami," lanjut dia.
Andika menjelaskan, pasukan dari TNI terdiri dari 14.300 personel. Mereka dibagi menjadi 3 satuan tugas, yakni Satgas Pengamanan VVIP, Satgas Laut, dan Satgas Udara.
ADVERTISEMENT
"Ada pengamanan VVIP yang memang nempel para kepala negara, yang kita siapkan sampai dengan 42, ini untuk menjaga segala kemungkinan, apabila semua hadir kita siap. Karena persiapan tidak bisa mendadak, jadi jauh hari kita sudah siapkan paket untuk 42 kepala negara atau setingkat kepala negara," jelas Andika.
Kemudian dari Satgas Laut, Andika merinci TNI menyiapkan 12 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Belasan kapal itu bakal ditempatkan melingkari Pulau Bali, lokasi KTT G20 digelar.
Sedangkan Satgas Udara, telah menyiapkan 4 pesawat tempur yang terdiri dari dua unit pesawat jenis F16 dan dua unit pesawat Sukhoi. Ada juga 13 helikopter yang dikerahkan dari masing-masing angkatan.
"Nah, pesawat-pesawat lain, yaitu kita siapkan 2 Hercules, 1 itu khusus medis, medical evacuation atau medivec karena memang di-setting sedemikian rupa sehingga memiliki fasilitas untuk evakuasi pasien yang kondisinya darurat. Kemudian 1 lagi Hercules itu khusus angkut apabila diperlukan," papar Andika.
ADVERTISEMENT
"Selain itu kita juga menggelar satu Boeing VIP apabila diperlukan untuk tambahan. Kemudian juga ada pesawat Boeing yang jumlahnya dua, fungsinya sebagai ISR atau pengintai, intelligence surveillance," tambahnya.
Dalam mengakomodasi alutsista yang dikerahkan, Andika mengatakan, TNI menyiapkan 19 pangkalan udara dan satu pelabuhan. Pangkalan udara yang disiapkan itu tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Andika Perkasa Gandeng Intelijen Asing di KTT G20 di Bali
Andika mengatakan, TNI telah melakukan koordinasi dengan pihak intelijen dari berbagai negara jelang puncak G20 di Bali pada November. Hal ini dilakukan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sebelum pelaksanaan G20 dalam hal intelijen, kita sudah bekerja sama, jadi kita juga meminta mereka untuk membantu sharing intelligence karena kita kan punya keterbatasan," kata Andika.
"Jadi BAIS TNI dengan segala macam kekurangan dan kelebihan pasti akan lebih bagus kalau mereka komunikasi dengan badan intelijen militer lainnya," ujar dia.
Menurut Andika, koordinasi semacam ini perlu dilakukan. Mengingat, setiap kepala negara yang menghadiri acara tersebut punya skema kegiatan dan pengamanannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
"Untuk apa, yaitu untuk men-detect lebih awal, mungkin ada intelijen atau informasi dari negara partisipan yang mungkin ada hubungannya dengan rencana kegiatan di Bali. Jadi ini semua kita lakukan terus dari mungkin sejak 3 bulan yang lalu dan ini dalam rangka saling melengkapi lah intelijen menjelang G20," papar dia.
Disisi lain secara spesifik, lanjut Andika, sudah menjalin komunikasi dengan Paspampres atau Secret Service Amerika Serikat dan Tiongkok guna membahas masalah pengamanan. Dia mengaku bakal mengakomodasi segala skema pengamanan yang berlaku di setiap pasukan pengamanan.
"Sejauh ini kami berusaha mengakomodasi, intinya kami ingin para kepala negara ini merasa aman dan merasa nyaman karena mereka juga di-back up oleh protective details atau paspampres masing-masing, dan semua yang mereka inginkan," kata Andika.
ADVERTISEMENT
Kita Nanti Punya Mata di Udara
ADVERTISEMENT
Andika menjelaskan, pihaknya tak hanya melakukan pengawasan dari darat, tapi juga dari udara.
"Ada, itu sudah pasti, kita nanti punya mata di udara, jadi sepanjang acara kita punya mata di udara yang karena kita tidak ingin bergantung misalnya info di lapangan aja tetapi juga dari udara," ujar Andika.
Andika menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan dua pesawat jenis Boeing yang difungsikan sebagai pesawat pengintai atau intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR). Menurut dia, hal ini merupakan skema pengamanan yang baru.
"Ini juga satu kemampuan yang belum pernah digelar sebelumnya tetapi saat ini kami gelar, dalam rangka membantu," kata Andika.
Selain dalam rangka mencegah serangan, Andika mengatakan, mata di udara itu dapat digunakan sebagai pemantau arus lalu lintas. Dia mengambil contoh saat rombongan salah satu kepala negara terjebak kemacetan.
ADVERTISEMENT