Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Pertama Kali dalam Sejarah, Jemaah Gelar Salat Id di Lawang Sewu Semarang
31 Maret 2025 15:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
ADVERTISEMENT
Ratusan Muslim mengikuti Salat Idul Fitri 1446 Hijriah di kompleks objek wisata Lawang Sewu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (31/3). Jemaah tidak hanya memadati halaman plaza Lawang Sewu, namun juga di sekitar selasar objek wisata yang berada di pusat Kota Semarang ini.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 06.15 WIB, salat Id dimulai dan berlangsung dalam suasana khusyuk. Ustaz Makhasim menjadi imam sekaligus khatib.
Salat Id di Kompleks Lawang Sewu, merupakan yang pertama kali digelar dalam sejarah berdirinya objek wisata peninggalan Belanda ini.
Dalam tausiyahnya, Ustaz Makhasim mengatakan salat Id yang pertama kali digelar di areal tersebut diharapkan memberi berkah bagi objek wisata Lawang Sewu dan masyarakat Kota Semarang.
"Semoga kita istikamah dalam melaksanakan ibadah dan ketaatannya," kata Makhasim dikutip dari Antara.
Sekitar 30 menit salat Id berlangsung dalam suasana khidmat. Usai salat, jemaah tidak langsung pulang ke rumah masing-masing untuk melanjutkan perayaan Lebaran.
Para peserta salat Id menyempatkan diri berfoto di objek wisata yang dikenal dengan cerita horor akibat usia bangunan yang sudah lebih dari 1 abad tersebut.
ADVERTISEMENT
Jemaah yang datang bersama keluarganya menyempatkan berfoto dengan latar belakang gedung bersejarah tersebut.
Cerita Jemaah Salat Id di Lawang Sewu
Salah seorang jemaah asal Gresik, Jawa Timur, Mutia Dinda, menyebut pelaksanaan salat Id di Lawang Sewu tersebut sangat menarik.
"Salat sekaligus melihat langsung ikon Kota Semarang," katanya.
Dinda yang datang bersama sejumlah anggota keluarganya biasa menjalankan salat Id di Lapangan Simpanglima Semarang. Namun kali ini ia sengaja mengikuti salat Id di Lawang Sewu, setelah mendapat informasi melalui media sosial.
Jemaah lain yang mengikuti salat di Lawang Sewu, Irsyad Hidayatullah, mengaku bersemangat melaksanakan ibadah di kompleks bangunan bersejarah itu.
"Suasananya beda. Adem, tenang, berasa dibawa ke masa lalu," kata warga Semarang yang merantau ke Jakarta itu.
Dia tidak melihat nuansa horor saat menjalankan salat maupun saat berkeliling di objek wisata itu.
ADVERTISEMENT
Melaksanakan salat Id di Lawang Sewu memberikan pengalaman berbeda bagi dirinya dan keluarga yang biasa melaksanakan salat di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang.
Hari ini dia datang bersama orang tua dan kakaknya. Ia melihat lokasi salat di areal itu bersih, sehingga menarik untuk didatangi.
Rela Tempuh Jarak 11 Km Buat Salat di Lawang Sewu
Pengalaman lain dituturkan oleh Azahra Ramadhan, mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang tidak sempat pulang kampung ke Makassar.
Zahra dan temannya sengaja berangkat dari tempat indekosnya di daerah Tembalang, Kota Semarang, untuk melaksanakan salat Id di Lawang Sewu.
Karena bersemangat, mahasiswi semester 4 tersebut berangkat jam 4 pagi, dan sampai di lokasi ternyata gerbangnya masih digembok.
Zahra harus menempuh jarak sekitar 11 km dari tempat indekosnya di Tembalang menuju ke Lawang Sewu yang berada di Jalan Pemuda, Kota Semarang itu.
ADVERTISEMENT
Setelah salat, Zahra dan temannya menyempatkan diri untuk berfoto di beberapa titik bangunan bersejarah itu.
Tidak Ada Nuansa Horor di Lawang Sewu
Manager Historical Building and Museum PT KAI Pariwisata Otnial, Eko Pamiarso, mengatakan antusiasme umat Muslim dalam melaksanakan salat Id yang pertama kali digelar di Lawang Sewu cukup tinggi.
Bagi pengelola, pelaksanaan salat Id di Lawang Sewu membantah kesan horor gedung peninggalan Belanda itu.
Dari pelaksanaan salat sunah itu bisa menghilangkan kesan horor sekaligus memperlihatkan kalau Lawang Sewu ini ramah keluarga.
Pelaksanaan Salat Id di objek wisata yang merupakan salah satu ikon Kota Semarang ini bisa menjadi pengalaman bagi warga Ibu Kota Jawa Tengah, termasuk warga dari luar Jateng untuk berkunjung secara langsung.
Di hari biasa, Lawang Sewu justru menjadi tujuan wisata utama bagi wisatawan atau warga luar daerah yang berkunjung ke Kota Semarang.
ADVERTISEMENT
Dengan momentum Idul Fitri, masyarakat bisa masuk secara gratis, sambil beribadah di kompleks Lawang Sewu.
Lawang Sewu Tetap Buka Seperti Biasa Setelah Salat Id
Kompleks wisata Lawang Sewu akan kembali dibuka seperti biasa untuk wisatawan.
Otnial mengatakan harga tiket masuk Lawang Sewa tetap Rp 20 ribu per orang, tanpa kenaikan di masa liburan ini.
Melihat antusiasme masyarakat yang tinggi saat pelaksanaan Salat Id, pengelola akan melakukan evaluasi agar penyelenggaraan salat yang akan datang dapat berjalan lebih nyaman dan khidmat bagi umat Muslim yang menjalankannya.
Sekilas Sejarah Gedung Lawang Sewu
Lawang Sewu merupakan gedung peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1900-an. Bangunan dengan desain pintu dan jendela berukuran besar dan dalam jumlah banyak itu terletak di pusat Ibu Kota Jawa Tengah di kawasan Tugu Muda Semarang.
ADVERTISEMENT
Lawang Sewu sebelumnya merupakan kantor administrasi kereta api Belanda yang bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Di masa penjajahan Jepang, Lawang Sewu sempat dijadikan sebagai markas tentara dan kantor transportasi Riyuku Sokyoku di tahun 1942.
Bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 18.232 meter persegi tersebut menjadi saksi peristiwa pertempuran lima hari di Semarang pada 15 hingga 19 Oktober 1945.
Sisa-sisa pertempuran lima hari di Semarang masih bisa dilihat langsung oleh pengunjung saat berwisata ke Lawang Sewu.
Selain itu, terdapat museum imersif serta gua bawah tanah yang sudah mulai dibuka untuk umum.
Gua bawah tanah itu sendiri disebut sebagai salah satu teknologi arsitek gedung Lawang Sewu untuk mengurangi hawa panas melalui aliran air di bawahnya.
ADVERTISEMENT