Pertapa yang Tengah Laku Batin di Puncak Muria Dievakuasi Paksa

3 Juni 2019 7:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pertapa di Muria yang dievakuasi karena alami sakit. Foto: dok. BPBD Kudus
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pertapa di Muria yang dievakuasi karena alami sakit. Foto: dok. BPBD Kudus
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dibantu oleh sejumlah relawan SAR Jepara, melakukan operasi penyelamatan terhadap Nur Hasan (35), Sabtu (1/6) di Gunung Muria, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Penyelamatan ini dilakukan untuk mengevakuasi seorang warga Dukuh Krajan Tengah, Desa Srikandang, Bangsri, Jepara, yang tengah melakukan pertapaan di kawasan Puncak Songolikur, Gunung Muria.
Kepala BPBD Jepara, Arwin Noor Isdiyanto menjelaskan, pria tersebut sudah lebih dari 3 pekan berada di kawasan Puncak Gunung Muria. Pria ini menyatakan dirinya tengah menjalani laku batin.
“Dia ini mengaku punya nazar untuk menyepi di puncak Muria sampai 40 hari, tapi tanpa perlengkapan dan perbekalan yang memadai, kondisinya ngedrop,” kata Arwin, Minggu (2/6) malam. Tinggi Gunung muria 1.602 mdpl.
Sebenarnya, warga dan sejumlah pendaki setempat sudah meminta pria tersebut untuk turun. Namun pria tersebut menolak. Kondisinya diketahui memburuk oleh beberapa pendaki, sehingga dilaporkan ke pihak-pihak terkait.
ADVERTISEMENT
“Sempat diminta turun warga tidak mau. Daripada terjadi apa-apa akhirnya diberangkatkan tim untuk menjemputnya,” jelasnya.
Belasan relawan dari gabungan kelompok, akhirnya menuju lokasi Nur Hasan, pada Sabtu (1/6) lepas magrib. Sekitar jam 20.50 WIB, petugas berhasil mencapai posisi Nur Hasan.
Seorang pertapa di Muria yang dievakuasi karena alami sakit. Foto: dok. BPBD Kudus
Saat ditemukan di dalam gubug di kawasan puncak, lanjut Arwin, survivor sedang tidur karena lemas. Setelah dibangunkan, kemudian diberikan makanan sebelum diajak turun.
“Pemeriksaan kesehatan langsung dilakukan, dan dipastikan kondisinya sudah mengkhawatirkan,” lanjutnya.
Sekitar pukul 00.35, setelah diberi makan dan minum, survivor akhirnya mau diajak turun. Namun, karena kondisinya yang sudah lemah sehingga harus dipapah oleh tim evakuasi.
Pukul 02.00, tim Evakuasi berhasil membawa turun Nur Hasan dan mengantarkannya ke Puskesmas Keling. Disana, keluarga Nur Hasan sudah menunggu.
ADVERTISEMENT
“Sempat direkomendasikan untuk rawat inap, tapi tidak dijalankan oleh survivor dan memilih langsung pulang,” tandasnya.