Pertempuran Paling Sengit Rusia dan Ukraina Pecah di Donetsk

1 Desember 2022 11:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara cadangan Rusia yang baru ikut serta dalam pelatihan di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia. Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tentara cadangan Rusia yang baru ikut serta dalam pelatihan di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia. Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pasukan bersenjata Rusia dilaporkan sedang mencoba maju di bagian timur Ukraina, serta melatih tembakan tank, artileri, dan mortir ke wilayah Kherson di selatan.
ADVERTISEMENT
Militer Ukraina mengaku terus memantau pergerakan ini. Saat bersamaan mempersiapkan serangan balasan yang lebih keras dengan bantuan dari NATO.
Informasi ini disampaikan oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina dalam sebuah pernyataan, pada Rabu (30/11) malam waktu setempat. Pihaknya menggarisbawahi, wilayah timur Ukraina saat ini menjadi titik tempur utama dalam melawan Rusia.
“Di wilayah Donetsk di Ukraina timur, lokasi pertempuran terberat, pasukan Rusia mencoba untuk membuat kemajuan lebih lanjut dan menembaki beberapa kota, termasuk Bakhmut, Soledar, dan Opytne di dekatnya,” bunyi pernyataan itu, seperti dikutip dari Reuters.
Aktivitas medan perang lainnya, sambung pernyataan itu, juga berlangsung di wilayah selatan, timur laut, serta tengah.
“Di front selatan, pasukan Rusia mengambil posisi defensif dan melatih tembakan tank, mortir, dan artileri ke posisi Ukraina dan di ibu kota regional Kherson, yang ditinggalkan oleh pasukan Rusia awal November,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Militer Ukraina berjaga sebelum kedatangan kereta pertama dari Kiev ke Kherson di stasiun kereta api utama di Kherson, Ukraina. Foto: Murad Sezer/REUTERS
Menimpali pernyataan dari militer Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky juga mengatakan pihaknya siap untuk bertempur dan meluncurkan serangan balasan yang didorong oleh bantuan NATO.
“Kami sedang menganalisis niat penjajah dan menyiapkan tindakan balasan — tindakan balasan yang lebih keras daripada yang sekarang terjadi,” kecam Zelensky.
Secara terpisah, para menteri luar negeri NATO — termasuk Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, menghadiri pertemuan yang digelar selama dua hari di ibu kota Bukares, Rumania, pada Selasa (29/11) hingga Rabu (30/11).
Pada kesempatan itu, Kuleba melontarkan permintaan Ukraina atas pengiriman sistem pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat guna melindungi infrastruktur energi dan sipilnya yang telah menjadi target serangan Rusia pada awal musim dingin ini.
ADVERTISEMENT
“Kami membutuhkan pertahanan udara, IRIS, Hawks, Patriots, dan kami membutuhkan trafo [untuk kebutuhan energi kami],” ujar Kuleba di sela-sela pertemuan NATO. “Singkatnya: Patriots dan transformer adalah yang paling dibutuhkan Ukraina,” imbuhnya.
Meski begitu, beberapa pejabat Amerika Serikat dan Eropa mengatakan, para menteri luar negeri tersebut untuk saat ini akan fokus pada pembicaraan mengenai pemberian bantuan tidak mematikan — contohnya, seperti bahan bakar, pasokan medis, dan peralatan musim dingin.