Pertemuan Bilateral Indonesia-Swedia Sepakati Isu Strategis

17 Desember 2017 8:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
FKB Indonesia Swedia. (Foto: Dok. KBRI Stockholm)
zoom-in-whitePerbesar
FKB Indonesia Swedia. (Foto: Dok. KBRI Stockholm)
ADVERTISEMENT
Delegasi dari Kementerian Luar Negeri baru saja mewakili Indonesia dalam pertemuan Forum Konsultasi Bilateral Indonesia-Swedia. Dalam pertemuan yang berlangsung di Stockholm pada Jumat (15/17), Kemlu dan pemerintah Swedia menyepakati hasil yang positif.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Swedia menganggap bahwa pertemuan ini mampu menghasilkan kesepakatan yang dapat memperkuat peran kedua negara di kancah global.
”Hubungan bilateral Indonesia dan Swedia yang baik akan kita paralelkan dengan kerja sama pada tingkat regional dan global. Hal ini mempertimbangkan peranan dan keaktivan kedua negara tersebut di sejumlah forum”, kata Dubes Cecilia Ruthström-Ruin, Ketua Delegasi Swedia untuk pertemuan FKB, dikutip dari pernyataan tertulis KBRI Stockholm.
Sementara delegasi Indonesia melihat bahwa FKB berhasil menelurkan beberapa kesamaan pandangan antar kedua negara.
”FKB menjadi momen penting sebagai review komitmen peningkatan hubungan bilateral sekaligus monitoring perkembangan tindak lanjut kunjungan Raja Swedia ke Indonesia pada bulan Mei 2017”, kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemlu RI, Muhammad Anshor. Berlaku sebagai Ketua Delegasi RI, Muhammad Anshor membenarkan bahwa Indonesia telah menyampaikan beberapa keinginan terkait isu bilateralnya dengan Swedia.
ADVERTISEMENT
FKB Indonesia dan Swedia merupakan salah satu mekanisme bilateral yang dilaksanakan secara reguler sejak tahun 2008. Pemerintah Swedia dalam forum tersebut menanggapi permintaan Indonesia dengan menyepakati peningkatan kerja sama di bidang usaha ekonomi kreatif, kerja sama dalam meningkatkan wisata mancanegara Swedia, terutama bidang eco-tourism.
Pihak Swedia sendiri memuji Indonesia yang telah menyelenggarakan pemerintahan yang transparan dan demokratis dan cepat mengembangkan inovasi, riset dan teknologi. Diharapkan oleh Cecilia melalui kemitraannya dengan Swedia, Indonesia akan menjadi negara berkembang yang sukses.
FKB Indonesia Swedia. (Foto: Dok. KBRI Stockholm)
zoom-in-whitePerbesar
FKB Indonesia Swedia. (Foto: Dok. KBRI Stockholm)
Swedia juga ingin lebih meningkatkan peranannya di Indonesia dalam bidang energi baru dan terbarukan serta pengelolaan sampah (waste management). Isu ekonomi lainnya yang dibahas tahun ini adalah mengenai perdagangan kelapa sawit yang tengah menghadapi kendala di pasar Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
“Kami juga akan membantu Indonesia dalam menghadapi black campaign penggunaan minyak kelapa sawit. Hal ini mengingat tidak ada dampak bahaya minyak kelapa sawit untuk kesehatan dan lingkungan,” kata Cecilia.
Sebagai upaya untuk membantu pencalonan RI pada DK-PBB 2019-2020, Swedia juga bersedia untuk melakukan kegiatan bersama terkait dengan peranan Indonesia dan Swedia dalam peace keeping operation forces.
FKB Indonesia Swedia (Foto: Dok. KBRI Stockholm)
zoom-in-whitePerbesar
FKB Indonesia Swedia (Foto: Dok. KBRI Stockholm)
Kedua negara saling belajar terkait isu penanganan konflik. Pasukan Indonesia mempunyai kisah sukses yang mengambil hati masyarakat di tempat konflik. Sedangkan Swedia memiliki contoh yaitu keberhasilannya dalam mengikutsertakan perempuan dan keterlibatan masyarakat sipil dalam misi.
Kedua pihak juga membahas perkembangan dalam kerjasama regional seperti UE dan ASEAN, maupun isu-isu internasional yang menjadi kepentingan bersama. Ketua SOM Indonesia dan Swedia sepakat mengenai pentingnya memperkuat peran Asia-Europe Meeting (ASEM) untuk meningkatkan konektivitas Asia dan Eropa. “Untuk isu-isu global, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan beberapa join activities,” kata Muhammad Anshor.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut juga memasukkan isu sosial budaya seperti kerjasama antar kebudayaan sebagai upaya untuk memerangi rasisme dan hate speech, memerangi kejahatan terhadap anak-anak, dan kerjasama internasional lainnya mengenai kesetaraan gender.