Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Pertemuan Jepang-AS Singgung LCS dan Taiwan, China Protes
10 Februari 2025 18:07 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Ilustrasi bendera China. Foto: Samuel Borges Photography/Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hz1whxwc1hxcz0ecdsrd1b5n.jpg)
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri China pada Senin (10/2) melayangkan protes kepada Jepang atas referensi negatif terhadap China dalam pernyataan usai pertemuan antara pemimpin Jepang dan AS.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, pernyataan tegas dan ketidakpuasan yang kuat disampaikan Direktur Jenderal Urusan Asia Liu Jinsong kepada Kuasa Usaha Kedutaan Besar Jepang di Beijing.
Kedubes kemudian menjelaskan posisi Jepang dan menegaskan kembali pendirian negaranya mengenai sejumlah kekhawatiran. Namun, Kedubes Jepang tidak mengelaborasi lebih lanjut mengenai diskusi itu.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menggelar pertemuan pertama minggu lalu di Washington. Berdasarkan pernyataan bersama yang dirilis dari Gedung Putih, kedua pemimpin menyatakan pandangannya yang menentang aksi militer China di Laut China Selatan dan Timur.
Mereka juga menyerukan mempertahankan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan menyerukan dukungan terhadap partisipasi Taiwan di organisasi internasional.
Terkait pernyataan bersama itu, jubir Kemlu China Guo Jiakun menuduh Jepang dan AS menyerang dan mendiskreditkan China. Guo juga mengatakan pernyataan Jepang dan AS merupakan campur tangan terbuka terhadap urusan dalam negeri China, dan pernyataan itu memperparah ketegangan regional.
ADVERTISEMENT
"Kami mendesak AS dan Jepang untuk mematuhi prinsip Satu China dan komitmen mereka dan segera menghentikan intervensi terhadap urusan dalam negeri China," kata Guo.
China mengeklaim Taiwan yang dipimpin secara demokratis sebagai bagian dari wilayahnya dan telah beberapa kali melakukan aksi militer di sana untuk menekan Taipei.
Pemerintah Taiwan yang secara tegas menolak klaim kedaulatan Beijing dan menyatakan hanya warga Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka, menyambut pernyataan bersama Jepang dan AS.
"Kami akan teguh bekerja sama dengan AS, Jepang, dan rekan global lainnya untuk meningkatkan perdamaian dan perdamaian wilayah," kata Presiden Taiwan Lai Ching-te dalam unggahannya di X.