Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pertemuan Presiden dengan Tokoh Lintas Agama Kukuhkan Nilai Persatuan
16 Mei 2017 19:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh lintas agama hari ini Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengapresiasi pertemuan tersebut sebagai upaya mengukuhkan persatuan dan kesatuan.
ADVERTISEMENT
"Presiden itu mengajak agar suasana-suasana yang kemarin itu berlalu dan tetap mengukuhkan negara Pancasila, konstitusi kita untuk dikuatkan. Melalui majelis-majelis keagamaan inilah salah satu potensi yg paling utama untuk membantu ke arah itu," kata Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Syaiful Bahri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/5).
Pemerintah saat ini, kata dia, telah menjaga kerukunan bangsa melalui alat negaranya yaitu TNI dan Polri. Sementara Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan Islam tertua, menurut Syafiul, juga telah turut memberikan kontribusi untuk Indonesia di bidang kesehatan dan pendidikan.
"Kesehatan itu turut meningkatkan kualitas Indonesia agar masyarakatnya sehat. Pendidikan itu ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam konteks itu tadi sudah dilakukan Muhammadiyah. Menjaga terus keutuhan ini," kata Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.
ADVERTISEMENT
"Terus melakuan amal usahanya di dua bidang utama itu. Selain itu juga terus melakukan deradikalisasi, tetap diberikan pemahaman dan pengertian yang mendalam. Kalau isu-isu yg kemarin ialah soal penegakkan hukum saja," imbuh Syaiful.
Syaiful mengatakan beragam isu dan permasalahan terkait keadilan di negara ini adalah pekerjaan utama seluruh pihak guna menjaga kebinekaan. Menurutnya Muhammadiyah hingga saat ini tetap konsisten berkomitmen menjaga hal tersebut.
"Ya ini kan upaya Presiden berkelanjutan. Setiap ada event, isu selalu (diundang). Presiden melihat, kalau menurut saya, kalau ada riak, selalu mengumpulkan (tokoh keagamaan). Karena isu-isu agama itu kan potensial (menimbulkan riak). Dalam sejarah kita itu berpotensi dipecah-pecah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Syaiful, dalam pertemuan itu Jokowi juga membahas perihal penegakan hukum di Indonesia. "Presiden menaruh perhatian dan terakhir kan menyangkut soal itu penegakkan hukum, jadi tidak serumit lah kepada masalah lama. Maka hukum mesti ditegakkan," kata Syaiful.