1 Ramadhan 1446 HSabtu, 01 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Zelensky Tolak Tawaran Trump, Pertemuan di Gedung Putih Berakhir Panas

1 Maret 2025 3:05 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah) didampingi oleh presiden terpilih AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selama pertemuan di Istana Kepresidenan Elysee di Paris, Prancis, pada 7 Desember 2024. Foto: Sarah Meyssonnier / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Prancis Emmanuel Macron (tengah) didampingi oleh presiden terpilih AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selama pertemuan di Istana Kepresidenan Elysee di Paris, Prancis, pada 7 Desember 2024. Foto: Sarah Meyssonnier / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menggelar pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih, Jumat (28/2) sore. Pertemuan itu membahas upaya perdamaian Ukraina-Rusia.
ADVERTISEMENT
Dilansir Aljazeera, Sabtu (1/3), pertemuan itu dilaporkan berlangsung panas. Zelensky beberapa kali terlibat debat panas dengan Trump.
Akhirnya, Zelensky meninggalkan ruangan tersebut. Kedua pihak juga membatalkan konferensi pers yang rencananya digelar.
Zelensky telah dijadwalkan untuk mengadakan konferensi pers dengan presiden AS sore ini. Media AS melaporkan bahwa konferensi pers telah dibatalkan.
Menurut Trump, Zelensky tak siap menempuh jalan perdamaian.
Dalam sebuah unggahan di media sosial setelah dia meneriaki Zelensky di Ruang Oval, Trump mengatakan “banyak hal yang dipelajari yang tidak akan pernah bisa dipahami tanpa percakapan di bawah tekanan dan tekanan seperti itu”.
“Sungguh menakjubkan apa yang muncul melalui emosi, dan saya telah memutuskan bahwa Presiden Zelensky tidak siap untuk Perdamaian jika Amerika terlibat, karena dia merasa keterlibatan kami memberinya keuntungan besar dalam negosiasi,” tulis Trump di Truth Social.
ADVERTISEMENT
“Saya tidak ingin keuntungan, saya ingin PERDAMAIAN. Dia tidak menghormati Amerika Serikat di Ruang Oval yang disayanginya. Dia bisa kembali ketika dia siap untuk Perdamaian," lanjut Trump.