Peru Makin Mencekam, Militer Turun Tangan Lindungi Infrastruktur Penting

14 Desember 2022 10:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendukung mantan Presiden Peru Pedro Castillo melemparkan tabung gas air mata ke arah polisi anti huru hara selama protes di dekat Kongres di Lima, Peru, Senin (12/12/2022). Foto: Ernesto Benavides/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pendukung mantan Presiden Peru Pedro Castillo melemparkan tabung gas air mata ke arah polisi anti huru hara selama protes di dekat Kongres di Lima, Peru, Senin (12/12/2022). Foto: Ernesto Benavides/AFP
ADVERTISEMENT
Angkatan Bersenjata Peru diperintahkan untuk mengambil kendali atas 'perlindungan' infrastruktur utama pada Selasa (13/12). Perintah ini diumumkan seiring makin mencekamnya Peru.
ADVERTISEMENT
Protes melanda negara itu sejak penggulingan dan penangkapan mantan Presiden Peru, Pedro Castillo. Menteri Pertahanan Peru, Alberto Otarola, lantas turun tangan untuk menanggapi kerusuhan.
Dia mengungkap rencana untuk keadaan darurat pada sistem jalan tol demi menjamin transit gratis. Militer juga diminta 'melindungi' infrastruktur dari bandara hingga pembangkit listrik tenaga air.
Presiden baru Peru, Dina Boluarte, membuat pertimbangan pula untuk meredam demonstrasi. Dia berjanji akan bekerja sama dengan Kongres untuk mempercepat pemilu dari 2026 menjadi April 2024.
Maka dari itu, Boluarte memohon agar masyarakat bersikap tenang.
"Saya mengatur pertemuan dengan komite konstitusi [Kongres] agar bersama-sama kami dapat mempersingkat jangka waktu," terang Boluarte, dikutip dari Reuters, Rabu (14/12).
Presiden sementara Peru Dina Boluarte setelah dilantik, di Lima, Peru. Foto: Sebastian Castaneda/REUTERS
Boluarte akan berbicara dengan para pemimpin regional yang membela Castillo. Mantan wapres tersebut dilantik setelah Castillo dicopot dari jabatannya oleh Kongres pada 7 Desember.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari mosi pemakzulan ketiganya, Castillo sempat berusaha membubarkan Kongres. Castillo justru ditangkap dan ditahan tak lama setelah digulingkan.
Dia diselidiki atas tuduhan pemberontakan dan konspirasi.
Langkah tersebut telah menyebabkan protes yang dipimpin para pendukung Castillo. Menuntut pemilu baru dan pembubaran Kongres, mereka mengadang gas air mata dan tembakan polisi.
Setidaknya enam orang tewas dalam bentrokan tersebut.
"Saya telah ditahan secara tidak adil dan sewenang-wenang," ungkap Castillo, saat hadir melalui panggilan video di pengadilan Lima.
Presiden Peru, Pedro Castillo. Foto: Janine Costa/AFP
Dia mengecam penahanannya sambil meminta pasukan keamanan menurunkan senjata mereka. Castillo menyebut adanya pembantaian terhadap rakyatnya. Bentrokan dengan pihak berwenang telah menewaskan lima remaja dan seorang pria berusia 38 tahun.
Selama aksi tersebut, beberapa pengunjuk rasa membakar gedung-gedung publik dan menyerang kantor polisi.
ADVERTISEMENT
Polisi lalu melaporkan blokade jalan daya di 13 dari 24 wilayah negara itu pada Selasa (13/12). Sekolah negeri, tiga bandara, dan pengadilan utama di ibu kota pun akhirnya menutup pintu.
Ketegangan tidak hanya menyeruak di dalam negeri. Pertengkaran diplomatik terjadi antara presiden baru dan beberapa pemerintah sayap kiri di kawasan tersebut.
Mereka mengeluarkan pernyataan bersama yang membela Castillo pada Senin (12/12). Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, bahkan menyatakan hubungan kedua negara sedang terhenti.
Dukungan serupa muncul dari seorang anggota parlemen dari Partai Marxist Peru Libre yang ditunggangi Castillo untuk memenangkan pemilu pada 2021, Jaime Quito. Dia mengecam Boluarte dan Kongres yang didominasi konservatif sebagai pelaku kudeta Castillo.
"Mereka telah menyatakan perang terhadap rakyat," cuit Quito.
ADVERTISEMENT