Pesan Gus Mus: Dinamika Politik Jangan Berlebihan, Persatuan Penting

13 Januari 2024 4:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KH Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus memberikan pesan menghadapi tahun politik. Gus Mus meminta masyarakat untuk tetap menghadapi pemilu dengan kepala dingin dan tidak larut dalam dinamika politik.
ADVERTISEMENT
"Dinamika politik terlalu kenceng jadi masyarakat digiring seolah olah kaya sekarang ini. Terlalu menyikapi berlebih-lebihan nanti akal budi sama nurani kita itu lewat nggak bisa mikir karena terlalu ke sana," kata Gus Mus di sela acara Silaturahmi Kebudayaan yang digelar Forum Wartawan Pemprov dan DPRD Jateng (FWPJT) di TBRS Semarang, Jumat (12/1) malam.
Gus meminta, para pendukung calon untuk tidak menjelek-jelekkan satu sama lain. Baginya, persatuan di atas segalanya dan tidak bisa tergantikan oleh apapun.
"Kalau saya hanya memuji yang saya dukung, sampeyan memuji yang sampeyan dukung nggak masalah. Tapi kalo saya saya dukung tapi sambil menjelek-jelekkan itu persoalan. Jangan gara-gara ada Pilpres, pemilu kita menjadi renggang, kita harus tetap jaga persatuan Indonesia itu kan pokok. Apa kira-kira prinsip mulia yang melebihi persatuan dan kemanusiaan," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Gus Mus juga menyoroti adanya budayawan yang kini terlibat politik praktik. Ia menyebut itu manusiawi, dan hal yang biasa.
"Seniman kan manusia juga kan manusia juga, ustaz juga ada yang eror juga, kan manusiawi sekali. Tapi kan kita harus ikut berupaya, supaya jangan semuanya eror," imbuh Gus Mus.
Gus Mus sendiri menegaskan dirinya enggan berpolitik praktis dengan cara apa pun. Selama ini, dirinya juga tidak mendeklarasikan diri mendukung salah satu peserta pemilu.
"Mereka akan mundur sendiri karena diisin-isin wong (dipermalukan), karena semua orang tau saya nggak bisa ditarik tarik ke mana mana. Jadi kalau ada yang klaim ditarik saya, akan diguyu (ditertawakan) wong akih (orang banyak), karena saya nggak bisa ditarik tarik oleh siapa pun kecuali sama seniman, karena seniman nggak pake neko-neko kan, dia pakai rasa saja," ttutup Gus Mus.
ADVERTISEMENT