Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
ADVERTISEMENT

Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka acara acara Hari Kebebasan Pers Sedunia 2017 di Jakarta Convention Center Jakarta Pusat. Tahun ini Hari Kebebasan Pers internasional mengambil tajuk "Critical Minds for Critical Times: Media’s role in advancing peaceful, just and inclusive societies".
ADVERTISEMENT
Acara ini dihadiri oleh beberapa menteri tokoh lembaga negara seperti Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, Menkopolhukam Wiranto, Menkominfo Rudiantara dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dan Wakil Presiden Timor Leste Hose Ramos Horta. Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova juga turut hadir dalam acara yang dihadiri oleh berbagai media dalam dan luar negeri.
Dalam sambutannya, Kalla mengatakan bahwa kebebasan untuk pers harus juga mendatangkan manfaat bagi masyarakat banyak. "Tentu kebebasan itu bukan segala-galanya, tapi manfaat kebebasan itu harus jelas untuk masyarakat kita semuanya," kata Kalla dalam sambutannya, di JCC, Jakarta Pusat, Rabu (3/5).
Kalla pun mengingatkan kembali bahwa kondisi kebebasan pers saat ini sudah jauh lebih baik dibanding 20 tahun silam. Ia menyebut dua dekade yang lalu, banyak ketentuan yang sifatnya membatasi kebebasan pres.
ADVERTISEMENT
"Sehingga tidak mencerminkan media yang kritis dan memberikan kritik kepada pemerintah," ujar dia.
Namun kemudian momentum reformasi tahun 1998 mengubah hal tersebut. Menurut dia, ada 3 hal penting yang muncul dalam momentum tersebut, yakni demokrasi, sistem pemerintahan yang otonom, serta kebebasan pers.
"Itulah menjadi bagian sangat penting, kenapa kebebasan pers di indonesia sangat fundamental, sangat penting untuk kita semua, untuk menjaga berlangsungnya hal-hal yang penting ini," ujar dia.