Pesan Kalapas Sukamiskin ke Setnov: Kalau Berbuat Jahat, Cepat Tobat

18 September 2019 15:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Lapas (Kalapas) Sukamiskin Abdul Karim. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Lapas (Kalapas) Sukamiskin Abdul Karim. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Lapas Sukamiskin mayoritas diisi narapidana (napi) tindak pidana korupsi, termasuk mantan Ketua DPR Setya Novanto atau Setnov, yang kerap keluyuran ke luar lapas. Hal ini yang mungkin menjadi salah satu tantangan dari Kalapas Sukamiskin yang baru, Abdul Karim.
ADVERTISEMENT
Abdul mengaku sempat bertemu dengan Setnov. Dalam pertemuan itu, Abdul dan Setnov bicara soal agama. Abdul pun menasihati Setnov agar jangan pernah sombong apabila berbuat baik dan segera meminta ampunan kepada Allah bila berbuat kejahatan.
"Saya bilang, segunung kebaikan bapak enggak ada artinya dan kejahatan bapak juga enggak ada artinya juga di hadapan Allah. Allah bisa melenyapkan dalam sekejap. Kalau kita berbuat baik jangan sombong, kalau kita berbuat jahat cepat-cepat tobat. Yang kita cari rida Allah," ucap dia di ruang kerjanya di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jabar, Rabu (18/9).
Terpidana kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Kamis (12/9). Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Selain itu, Abdul merasa ada yang berubah pada penampilan Setnov, terutama bagian wajah karena terdapat berewok. Abdul menyebut Setnov semakin agamis, sering terlihat di masjid dan rajin mengaji.
ADVERTISEMENT
Abdul menyebut pertemuannya dengan Setnov karena terpidana kasus korupsi e-KTP itu ingin bertemu. "Katanya, Setnov ingin tahu Kalapas (Sukamiskin) yang baru," kata dia.
Terpidana kasus e-KTP, Setya Novanto memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan Sofyan Basir di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (12/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Lebih lanjut, Abdul memastikan, sejauh ini Setnov belum meminta izin untuk berobat karena sedang menjalani rangkaian sidang di Jakarta. Jika nantinya Setnov kembali mengajukan izin berobat ke luar, Abdul berharap dokter yang memberi rekomendasi dapat bersikap profesional.
"Saya bilang sama dokter, kalau dokter sudah bilang ini dirujuk ke luar. Saya enggak punya hak karena saya enggak punya ilmu itu. Tapi kalau saya dengar kabar dokter bermasalah, tentu akan saya ambil tindakan. Jadi apa yang direkomendasi dokter itu sesuai dengan kode etik dokter tanggung jawabnya dunia dan akhirat," jelas dia.
Kepala Lapas (Kalapas) Sukamiskin Abdul Karim. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Abdul menuturkan, Setnov bersama napi tindak pidana korupsi lainnya, seperti Patrialis Akbar dan Joko Susilo, berharap kegiatan-kegiatan di Lapas Sukamiskin dapat lebih aktif di bawah kepemimpinannya.
ADVERTISEMENT
"Harapannya kegiatan-kegiatan di sini hidup, kayak kerohanian dan olahraga," ungkap dia.
Dalam berbagai kesempatan, Setnov ketahuan keluyuran ke luar lapas. Pada Juni 2019 lalu, Setnov pergi ke toko keramik di Padalarang, Bandung Barat, padahal ia hanya mengantongi izin dokter untuk berobat.
Atas perbuatannya ini, Setnov sempat dititipkan sementara ke Rutan Gunung Sindur karena sering pelesiran. Menurut Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Jawa Barat, Abdul Aris, Setnov terlihat mulai menyesali perbuatannya setelah kembali ke Lapas Sukamiskin. Eks Ketum Golkar itu juga tidak lagi mudah mengeluhkan soal sakit.
"Agamanya lebih bagus, mulai menyadari, rajin, kalau dia sakit ya ditahan. Enggak manja gitu," kata Aris di Sport Jabar Arcamanik, Senin (8/7).