Pesan Kapten Mirza ke Istri Sebelum Terbangkan Rimbun Air: Kasih Makan Ayam

16 September 2021 17:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan karangan bunga di rumah kapten Mirza, pilot Rimbun Air yang jatuh di Papua. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Deretan karangan bunga di rumah kapten Mirza, pilot Rimbun Air yang jatuh di Papua. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Yudhistira, anak kedua Kapten H. Mirza, pilot pesawat kargo Rimbun Air yang jatuh di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, mengatakan, keluarganya tabah atas musibah itu.
ADVERTISEMENT
Menurut Yudhistira, keluarganya, mulai dari ibu dan 3 saudaranya yang lain paham betul, ini adalah risiko yang harus dihadapi seorang pilot.
Yudhistira bahkan mengatakan tidak ada pesan terakhir dari ayahnya sebelum menerbangkan pesawat Twin Otter 300 PK-OTW itu pada Rabu (15/9) pagi.
Karena menurut dia, tidak ada yang memprediksi musibah kecelakaan pesawat. Namun yang pasti, kata Yudhistira, satu jam sebelum take off, ayahnya melakukan video call dengan ibunya, Hj. Armaiti.
Yudhistira putra kedua kapten pilot Rimbun Air H Agithia Mirza. Foto: Dok. Istimewa
Dalam video call itu juga tidak ada omongan apa-apa selain hanya pesan yang biasanya diungkapkan oleh Kapten Mirza, yaitu jangan lupa memberi makan ayam ternaknya.
"Pesan terakhir itu enggak ada, ya, kita kan tidak bisa memprediksi itu, terakhir atau kapan. Cuma bapak saya itu peternak ayam, jadi setiap kali dia menghubungi ibu saya itu, [berpesan] jangan lupa kasih makan ayam sama ikan,," ujar Yudhistira.
ADVERTISEMENT
Yudhistira yang juga seorang pilot berbicara kepada wartawan saat ditemui di rumahnya di Jalan Kompleks AURI, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/7/2021).
Pesawat kargo Rimbun Air jatuh di hutan Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Rabu (15/9) pagi. Pesawat itu sebelumnya hilang kontak sekitar pukul 07.37 WIT saat terbang dari Nabire ke Distrik Sugapa dengan membawa bahan bangunan. Di dalam pesawat perintis itu ada 3 kru. Mereka adalah Kapten Mirza (Pilot), Fajar (Kopilot), dan Iswahyudi (Teknisi). Ketiganya tewas.