Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pesan Rizieq ke Amien Rais: Koalisi Keumatan Harus Bela Negara
9 Juni 2018 16:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Politisi senior PAN, Amien Rais, mengungkapkan isi pertemuannya dengan Rizieq Syihab di Makkah beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, Rizieq meminta agar koalisi keumatan dapat segera dibentuk.
ADVERTISEMENT
Namun koalisi itu, kata Amien, tidak hanya untuk kepentingan umat Islam saja. Tapi juga untuk bangsa dan negara.
“Pesan dari Habib Rizieq, Pak Amien sebaiknya kekuatan umat Islam itu digalang dalam koalisi keumatan. Tetapi kata habib, koalisi keumatan dan kebangsaan itu seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Kita umat Islam bukan hanya membela agama, Allah, tapi sekaligus membela masa depan bangsa dan negara,” kata Amien di Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Sabtu (9/6).
Amien juga mengungkapkan pihaknya belum memutuskan siapa capres yang akan diusung oleh koalisi keumatan. Namun Amien mengungkapkan, Rizieq berpesan agar jangan sampai capres yang diusung nantinya malah berperan dalam merebut kekayaan negara ke bangsa asing.
“Jadi sama sekali belum (capres), saya enggak boleh bohong. Jadi Habib Rizieq itu memang menyarankan kalau umat Islam digalang dengan koalisi keumatan, tapi waktu itu dari mulutnya, misal Pak Amin jangan sampai sumber daya alam kita yang kaya raya itu artinya (jatuh) ke tangan asing. Ini harus berhenti di tangan kita,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Amien mengungkapkan bahwa Rizieq prihatin dengan adanya 10 juta lapangan kerja, tetapi kesempatan tersebut kebanyakan untuk tenaga kerja asal China. Rizieq pun, kata Amien, juga resah mengenai utang Indonesia.
“Imam besar sudah mengatakan kita prihatin 10 juta dibuka lapangan kerja (tapi) untuk tenaga kerja China. Katanya tidak menambah utang, tapi utangnya sudah tidak masuk akal,” tuturnya.
Amien juga merasa kepemimpinan Presiden Joko Widodo sudah mulai terbukti panik sehingga sering melakukan blunder. Salah satunya, menurut Amien, adalah mengenai dana haji dan rekomendasi ulama yang dibuat oleh Kementerian Agama.
“Jadi misalnya dana haji diambil Rp 38 triliun. Maaf, Rp 17 triliun untuk dana insfrastruktur yang mangkrak, jalan tol yang mangkrak, terus Kemenag membuat list 200 mubaligh yang dinominasi justru tidak ada Gus Nur, Ustaz Abdul Somad, saya dan lain tidak termasuk sehingga menimbulkan resistensi, perlawanan dari umat islam yang sesungguhnya,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT