Pesangon 5 Tahun Bekerja di Venezuela Hanya Cukup untuk Secangkir Kopi

2 Mei 2018 4:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Keluarga miskin di Punto Fijo, Venezuela  (Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga miskin di Punto Fijo, Venezuela (Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Yolanda Abreu tertawa saat menerima cek pesangonnya setelah bekerja selama lima tahun sebagai dokter spesialis jantung. Uang yang dia terima sebesar 156.584 bolivar Venezuela hanya cukup untuk membeli satu cangkir kopi.
ADVERTISEMENT
Uang kompensasi setelah di-PHK seharusnya bisa digunakan Yolanda sebagai penopang hidupnya beberapa saat. Namun, uang itu tidak ada artinya setelah hiperinflasi menghantam Venezuela. IMF menyebutkan, pada tahun ini inflasi di negara yang dipimpin Nicolas Maduro sudah mencapai 13 ribu persen.
Cerita Yolanda menjadi perbincangan setelah dia mengunggah cek pesangonnya lewat Twitter. 156,584 bolivar yang diterima hanya bernilai 20 sen dolar Amerika Serikat (Rp 2.700) di pasar gelap.
"Rumah Sakit Universitas Caracas memanggil saya untuk mengambil cek karena sudah bekerja di sana selama lima tahun sebagai spesialis jantung dan electrophysiology tingkat dua. Secangkir kopi?," tulis Yolanda dalam cuitan yang dia unggah pada 23 April 2018.
Uang yang diterima Yolanda mungkin lebih bernilai jika diberikan lebih cepat. Pada Januari 2018, uang itu masih bernilai 45 dolar AS (Rp 629,107).
ADVERTISEMENT
Cuitan Yolanda mendapat respon masif. Unggahan itu di retweet sebanyak 11 ribu kali. Selain itu ada 1,4 ribu komentar yang menanggapi unggahan tersebut.
Besarnya respon atas unggahnya diakui Yolanda mengejutkan. "Saya tidak berpikir dampaknya akan seperti ini. Saya menulis (cuitan) karena cek yang saya terima terasa konyol dan membuat saya tertawa. Rasanya semua yang Anda kerjakan seperti tidak dihargai," katanya kepada AFP, Senin (1/4).
Presiden Venezuela Nicolas Maduro  (Foto: REUTERS/Andres Martinez Casares)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Venezuela Nicolas Maduro (Foto: REUTERS/Andres Martinez Casares)
Keluh kesah Yolanda tampaknya sampai ke Nicolas Maduro. Pada malam jelang peringatan Hari Buruh Internasional, Maduro menaikan upah minimum menjadi dua kali lipat menjadi 2,555,500 bolivar.
Berdasarkan nilai tukar resmi bank sentral Venezuela upah minimum itu bernilai 37 dolar Amerika Serikat (Rp 517,266). Namun, akses warga Venezuela untuk menukar uangnya ke mata uang lain secara resmi amat terbatas. Kebanyakan dari mereka harus menukar uang di pasar gelap, tapi nilainya jauh berbeda.
ADVERTISEMENT
Di pasar gelap, 2,555,500 bolivar hanya dihargai 3,2 dolar AS (Rp 44,736). Nilai tersebut hanya bisa membeli dua kilo daging ayam.
Unjuk rasa pemerintah Venezuela (Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
zoom-in-whitePerbesar
Unjuk rasa pemerintah Venezuela (Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
Perekonomian Venezuela terus memburuk sejak meninggalnya Presiden Hugo Chavez pada 2013. Maduro yang menggantikan Chavez tidak bisa memperbaiki perekonomian negaranya.
Kondisi Venezuela sempat mendapat protes keras dari warganya, demonstrasi besar-besar terjadi di Caracas. Namun, kritik itu ditanggapi keras oleh Maduro. Ratusan demonstran tewas dalam bentrokan dengan polisi.
Tindakan itu memicu respon Amerika Serikat. Hubungan Venezuela yang sejak masa Chavez sudah tidak harmonis dengan Negeri Paman Sam, semakin memburuk. Presiden Donald Trump melancarkan perang ekonomi dengan Maduro agar mengundurkan diri.
Hanya saja, Maduro bergeming. Dia malah berencana kembali mencalonkan diri sebagai presiden yang pemilihanya berlangsung pada 20 Mei mendatang. Lawan-lawan Maduro sudah menyatakan akan memboikot pemilu.
Unjuk rasa pemerintah Venezuela (Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
zoom-in-whitePerbesar
Unjuk rasa pemerintah Venezuela (Foto: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
ADVERTISEMENT