Pesawat Rafale India Ditembak, Komisi I: RI Harus Siapkan Satuan Pemeliharaan

13 Mei 2025 10:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Tempur Rafale.  Foto: Dok. Kemenhan
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Tempur Rafale. Foto: Dok. Kemenhan
ADVERTISEMENT
Sumber keamanan Pakistan mengeklaim telah menembak jatuh 3 dari 5 pesawat tempur Rafale India, padahal pesawat-pesawat tersebut baru dibeli India beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Pada Januari 2024 lalu, Presiden Prabowo Subianto yang saat itu menjabat Menhan, juga membeli 42 unit pesawat Rafale. Unit pertama akan datang tahun 2026.
Menanggapi kondisi ini, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, menyebut kejadian pesawat Rafale yang menimpa India bukan berarti harus membatalkan pembelian Rafale. Salah satu langkah evaluasi yang bisa diambil Indonesia adalah membentuk satuan pemeliharaan.
“Membentuk Satuan Pemeliharaan dan dukungan teknis yang solid, agar Rafale dapat beroperasi dalam jangka panjang dengan readiness rate yang tinggi,” ujar dia saat dihubungi kumparan, Selasa (13/5).
“Evaluasi adalah bagian penting dari siklus hidup sistem senjata modern dan dilakukan oleh semua negara, termasuk Amerika Serikat dan NATO,” sambungnya.
Dave menyebut, jatuhnya pesawat-pesawat tempur itu dalam konflik India-Pakistan bukan berarti pesawat tersebut lemah. Ada beberapa faktor yang juga bisa menjadi penyebab.
Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Laksono. Foto: Dok. Pribadi
“Kehilangan pesawat dalam sebuah konflik bukanlah anomali yang serta-merta menunjukkan kelemahan platform, melainkan bisa berasal dari sejumlah faktor,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
“Kesiapan dan skill pilot, kelemahan dalam pengumpulan intelijen atau perencanaan misi, keunggulan posisi atau taktik musuh di medan tempur tertentu, kerentanan terhadap sistem rudal SAM atau jamming musuh,” sambungnya.
Senada dengan Dave, anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menyebut bahwa jatuhnya pesawat Rafale India bisa jadi disebabkan oleh hal-hal lainnya.
“Tidak bisa dijadikan acuan, gitu. Dan pertempuran itu baru satu kali terjadi. Bisa saja ada unsur kebetulannya dan lain sebagainya. Kecuali kalau pertempuran itu berulang kali dan kemampuannya di situ selalu kalah, itu mungkin baru ya,” ucap purnawirawan TNI itu.
Penjelasan India
Sementara, pemerintah India masih bungkam perihal tertembaknya lima jet tempurnya oleh Pakistan. Yang mau berkomentar mengenai kejadian malah Kedubes India di Beijing, Kamis (8/5).
ADVERTISEMENT
Pernyataan Kedubes India diunggah lewat sebuah artikel di tabloid milik Pemerintah China, Global Times. Mereka menyebut laporan jatuhnya pesawat tempur adalah misinformasi.
“Kami sarankan Anda memverifikasi fakta dan memeriksa silang sumber Anda sebelum menyebarkan disinformasi semacam ini,” tulis Kedubes India untuk Beijing seperti dikutip dari CNN.
Kemudian Kedubes India melaporkan perihal foto-foto hoaks yang tersebar di sosial media terkait jatuhnya lima pesawatnya. India mengatakan, foto-foto adalah foto lama yang tidak terkait insiden.
India menyebut foto itu berasal dari kejadian pada 2021 dan 2025. Dalam pernyataannya Kedubes India tidak menyinggung mengenai klaim Pakistan.
Tak cuma pemerintah India, militer India memilih bungkam terkait kejadian jatuhnya pesawat.