Pesawat Tempur Pengebom Strategis Rusia dan China Gelar Patroli Bersama di Asia
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ini menandai pertama kalinya pesawat militer mereka mendarat di lapangan terbang masing-masing dalam patroli udara bersama.
Patroli tersebut melibatkan pesawat bomber Xian H-6 buatan Uni Soviet untuk China. Pesawat pengebom strategis dengan platform rudal Tupolev Tu-95 milik Rusia turut berpartisipasi dalam patroli.
Bersama Tupolev Tu-160, pesawat yang dijuluki 'Bear' oleh NATO ini merupakan tulang punggung pasukan nuklir serangan udara jarak jauh Rusia. Kremlin merancangnya untuk menjatuhkan bom nuklir di Amerika Serikat (AS) dalam Perang Dingin pada 1947–1991.
"Pada tahap tertentu dari rute tersebut, pesawat pembawa rudal strategis didampingi pesawat tempur dari negara asing," terang Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari Reuters, Rabu (30/11).
"Pasukan udara yang terdiri dari pembawa rudal strategis Tu-95MC dari Pasukan Dirgantara Rusia dan pengebom strategis XIAN H-6K dari Angkatan Udara TPR [China] melakukan patroli udara di atas perairan Jepang dan Laut China Timur," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Korea Selatan telah melaporkan tentang latihan udara gabungan tersebut sebelumnya. Staf Gabungan Korsel (JCS) mengatakan, dua pesawat tempur China serta enam pesawat tempur Rusia memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea (KADIZ).
Pesawat China berulang kali memasuki dan meninggalkan KADIZ di lepas pantai selatan dan timur laut Korsel sejak pukul 5.48 pagi waktu setempat dari 126 km barat laut Pulau Ieo.
Keduanya kembali dengan rombongan pesawat Rusia. JCS meyakini, mereka masuk dari 200 km timur laut Pulau Ulleung di Korsel pada pukul 12.18 siang dan keluar pada 12.36 siang waktu setempat.
Sebagai tanggapan, Korsel menerbangkan sejumlah pesawat tempurnya, termasuk jet F-15K. Menurut Seoul, kedelapan pesawat ini melintasi zona pertahanan udaranya tanpa pemberitahuan.
ADVERTISEMENT
Zona pertahanan udara itu bukan merupakan wilayah udara teritorial. China dan Rusia tidak melanggar wilayah udara Korsel ketika terbang melintasi KADIZ. Namun, pesawat asing harus mengidentifikasi diri mereka untuk mencegah bentrokan yang tidak disengaja.
"[Pesawat Rusia dan China] bertindak tegas sesuai dengan ketentuan hukum internasional dan tidak ada wilayah udara asing yang dilanggar," tegas Kemhan Rusia.