Pesona Bunga Rafflesia Zollingeriana di Banyuwangi, Si Bau yang Langka

30 April 2025 11:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bunga Rafflesia zollingeriana di sekitar hutan antara Desa Sumber Nanas dan Desa Papring, Banyuwangi. Foto: Dok. Bayu Catur Pamungkas untuk kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bunga Rafflesia zollingeriana di sekitar hutan antara Desa Sumber Nanas dan Desa Papring, Banyuwangi. Foto: Dok. Bayu Catur Pamungkas untuk kumparan
ADVERTISEMENT
Di balik rimbun hutan tropis Banyuwangi utara, tersembunyi sebuah keajaiban alam yang langka dan memesona, Rafflesia zollingeriana. Bunga endemik Jawa ini, meski dikenal dengan aromanya yang kurang sedap, menyimpan keindahan yang membuat bangga masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Fotografer asal Banyuwangi, Bayu Catur Pamungkas, baru-baru ini berhasil mengabadikan momen langka mekarnya bunga ini. Lebih dari 40 titik lokasi Rafflesia zollingeriana ditemukan di sekitar hutan antara Desa Sumber Nanas dan Desa Papring, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Di setiap lokasi, terlihat antara dua hingga puluhan bakal bunga dengan berbagai ukuran, beberapa di antaranya bahkan siap mekar dalam beberapa hari ke depan.
"Tentu senang bisa melihat momen ini, karena penantian saya mencari mulai 2013," kata Bayu saat diwawancarai kumparan, Selasa (29/4).
Ia menceritakan pengalamannya yang beberapa kali gagal mengabadikan momen mekarnya Rafflesia di tempat lain. "Dulu pernah motret di Taman Nasional Meru Betiri, tapi sampai sana ternyata bunganya sudah busuk. Kembali lagi ketemu di Kalipuro itu 2022 setelah COVID-19, tapi lagi-lagi bunganya sudah telat, bunganya sudah layu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Keunikan Rafflesia zollingeriana terletak pada habitatnya yang spesifik. Bunga ini hanya dapat tumbuh dan mekar pada pohon inang tertentu yang subur di kawasan hutan.
Bunga Rafflesia zollingeriana di sekitar hutan antara Desa Sumber Nanas dan Desa Papring, Banyuwangi. Foto: Dok. Bayu Catur Pamungkas untuk kumparan
Kisah penemuan potensi langka bunga ini bermula pada tahun 2022. Kala itu, Sapari, seorang warga Desa Papring, Kampung Batara, menyadari bahwa bunga yang tunasnya dulu sempat diambil sebagai bahan jamu oleh beberapa warga, ternyata merupakan spesies langka. Sejak saat itu, Sapari bersama beberapa pemuda Desa Sumber Nanas aktif menjaga dan merawat hutan tempat tinggal Rafflesia zollingeriana.
Bayu menuturkan tantangan utama dalam mencari dan memotret bunga ini di hutan. "Karena ini baru tahu juga bahwa batangnya tidak satu lokasi, spot-spot lokasinya di sana itu sangat banyak, lebih dari 40 spot di wilayah itu," tuturnya
ADVERTISEMENT
"Jadi setiap spot memiliki bakal bunga yang tumbuh di inangnya, mulai 2 sampai 10-an gitu mas. Jadi itu tantangannya, tidak bisa sekali ke sana terus ketemu di spot ini," imbuh Bayu.
Untuk mempermudah pencarian, Bayu biasanya berkoordinasi dengan warga setempat yang mengetahui lokasi bunga yang siap mekar. "Kebetulan kemarin itu spot lokasinya memang agak jauh, jadi akses ke sananya juga agak berat karena melewati bukit dua kali dan sungai dua kali. Apalagi malamnya habis hujan, jadi jalanan agak licin," jelasnya.
Melihat langsung mekarnya Rafflesia zollingeriana memberikan kesan mendalam bagi Bayu. "Keunikan indahnya bunga ini sangat-sangat berkesan bagi saya," katanya, bangga.
"Karena bunga langka ini kan tidak tumbuh di sembarang tempat dan sembarang pohon inangnya. Apalagi juga ketemunya di Banyuwangi, utamanya di dekat kota, di Kalipuro," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Bunga Rafflesia zollingeriana di sekitar hutan antara Desa Sumber Nanas dan Desa Papring, Banyuwangi. Foto: Dok. Bayu Catur Pamungkas untuk kumparan
Selain keindahan bunga, Bayu juga terkesan dengan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. "Yang kemarin selama perjalanan treking itu, keanekaragaman hayati yang ada di Kalipuro itu sangat baik. Apalagi waktu di spot yang pertama, terdengar suara burung Kangkareng perut putih. Biasanya saya melihatnya di Baluran atau Alas Purwo, kemarin suaranya ada dan dekat sekali."
Warga lokal juga bercerita tentang keberadaan rusa, babi hutan, bahkan banteng di area tersebut. Pengalaman ini semakin memotivasi Bayu untuk terus mengabadikan keindahan alam liar.
"Pastinya tetap ingin mengabarkan tentang alam liar selama yang saya bisa, terutama di Banyuwangi. Kebetulan saya di fotografi alam ini mulai 2012. Dulu juga pernah menerbitkan buku tentang capung Banyuwangi," ujarnya.