Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
ADVERTISEMENT
![Tumpukan sampah (Foto: Pixabay)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1484521632/switptwfmyx3chtq04hd.jpg)
Sampah tak hanya merusak lingkungan, tapi juga merenggut nyawa manusia. Sejumlah tragedi kelam pernah terekam dalam ingatan.
ADVERTISEMENT
Tewasnya Sandi alias Paul (25) di Tempa Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (15/1) kemarin, semakin menambah daftar panjang peristiwa pilu di tempat pembuangan akhir sampah. Paul tewas setelah tertimbun sampah buangan dari truk di zona 4 TPST Bantargebang.
Kepala TPST Bantargebang Asep Kuswanto mengatakan, Paul adalah pekerja yang biasa membantu penurunan sampah dari truk. Nah, saat itu truk yang ditumpanginya hilang kendali dan sampah seberat 4 ton di dalam bak menimpa Paul. Sang pemuda tewas di perjalanan menuju rumah sakit.
Ini bukanlah insiden pertama yang terjadi tempat pembuangan akhir sampah. Beberapa peristiwa maut yang dulu pernah terjadi, masih terus terkenang. Namun apakah sudah ada perubahan berarti?
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa peristiwa maut di tempat pembuangan sampah:
27 Januari 2016
Gunung sampah di Zona 4B Bantargebang longsor dan menimpa seorang pemulung bernama Rusminah (46).
17 Mei 2011
Gunung sampah di Bantargebang kembali longsor dan menimpa Amin, seorang pemulung. Amin tewas setelah tertimbun longsoran sampah sedalam 15 meter.
21 Februari 2005
Tumpukan sampah di TPA Leuwigajah longsor menimpa dua desa di Cimahi yakni Cilimus dan Pojok. Dua kawasan permukiman itu langsung hilang ditelan sampah, meski letaknya satu kilometer dari gunung sampah.
Gunung sampah sepanjang 200 meter dan setinggi 60 meter goyah karena diguyur hujan deras dan terpicu gas metan. Total ada 157 orang tewas, menjadikan peristiwa ini sebagai tragedi terbesar kematian akibat sampah dalam sejarah umat manusia.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan sampah
Peristiwa maut di atas adalah efek dari sistem pengelolaan sampah yang belum maksimal di Indonesia. Isunya cukup kompleks, mulai dari rumah tangga sampai di tempat pembuangan akhir. Jumlah sampah terus meningkat, namun pengelolaannya masih terbatas. Akibatnya, sampah terus menggunung di tempat pembuangan akhir.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, total jumlah sampah di Indonesia pada tahun 2019 diprediksi mencapai 68 juta ton. Dari jumlah itu, sampah plastik diprediksi mencapai 9,52 juta ton.
![Banyaknya sampah di Muara Kamal. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1483098647/vzjk3x6ctyilmimeho2i.jpg)
Rata-rata kenaikan produksi sampah di provinsi di Indonesia lebih dari 2 persen. Pulau Jawa masih mendominasi timbunan sampah di Indonesia. Provinsi Jawa Barat menjadi penghasil sampah terbesar dengan angka kenaikan sekitar satu ton setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Sampah yang dihasilkan didominasi oleh sampah rumah tangga dan makanan. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, sampai tahun 2015, sampah dari rumah tangga belum dipilah dan didaur ulang. Padahal kampanye itu sudah terus digaungkan.
Total baru 8,75 persen sampah yang dipilah dan dimanfaatkan, dan 10,09 persen sampah total di Indonesia dipilah kemudian dibuang. Sisanya sekitar 81,16 persen dari jutaan ton sampah di Indonesia masih tidak dipilah.
Tak hanya itu, kesadaran masyarakat untuk memantau ke mana sampahnya dibuang juga masih sangat rendah. Para aktivis anti sampah dari Greeneration melihat, sampah yang dipungut dari rumah tangga, tak semua diolah dengan baik, atau dibawa ke tempat pembuangan akhir. Sebagian ada yang dibuang ke sungai, malah ke lahan kosong.
![Kondisi sungai yang penuh sampah dan kotor (Foto: Thinkstock)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1481879853/a4bdkrmp7bcifpesxfpl.jpg)
Sampah yang dibuang ke TPA pun belum sepenuhnya dikelola dengan baik. Sebagian besar masih menggunakan sistem open dumping, yakni mengumpulkan sampah hingga bergunung-gunung tanpa diolah.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak TPA di Indonesia, Kementerian PU melansir informasi pada tahun 2014 lalu, bahwa baru sebagian yang sudah menjalankan program pengolahan sampah dengan baik. Sisanya belum maksimal.
Bantargebang sebagai lokasi pembuangan akhir sampah dari Jakarta memiliki luas lahan mencapai 108 hektar. Setiap hari ada sekitar 7.000 ton sampah yang dikirim ke sana.
Data TPA lainnya bisa dilihat di sini
Bagaimana akhir kisah sampah dan manusia di Indonesia? Dengan pengelolaan yang tidak maksimal antara jumlah sampah dan pembuangan, apakah suatu hari nanti kita semua akan terkubur oleh gunungan sampah?