Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Petaka Racun Gas PT SMGP di Madina: Respons Bupati hingga Polisi Selidiki
29 September 2022 8:02 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Jumlah korban diduga keracunan gas proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) PT Sorik Marapi Geothermal Plant (SMGP), di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, Selasa (27/9) terus bertambah. Total jumlahnya saat ini 79 orang, sebelumnya polisi menyebut 61 orang.
ADVERTISEMENT
Kapolres Mandailing Natal AKBP M. Reza Chairul mengatakan, para korban merupakan warga Desa Sibanggor Julu dan Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Merapi. Lokasi desa berdekatan dengan proyek PLTP. Mereka kini dirawat di rumah sakit yang berbeda.
“Di RSUD Penyabugan 35 orang dan di Rumah Sakit Permata Madina 44 orang,” ujar Reza kepada kumparan, Rabu (28/9).
Adapun gejala yang mereka alami antara lain mual, muntah, dan pusing. Kini, kata Reza, sebagian korban kondisinya mulai membaik dan menjalani rawat jalan.
“(Yang di RS) Permata Madina sebanyak 8 orang sudah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing dengan status pasien rawat jalan,” kata Reza.
Reza mengatakan sebelum warga keracunan, awalnya pihak PT SMGP pada pukul 09.00 hingga 17.00 WIB melakukan aktivitas uji alir sumur T-11 Wellpad Tenggo. Diduga akibat aktivitas itu warga keracunan gas H2S pada pukul 18.00 WIB.
ADVERTISEMENT
“Akibat aroma tersebut warga Desa Sibanggor Julu dan Sibanggor Tonga mengalami mual dan muntah sehingga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan dan Rumah Sakit Permata Madina,” kata Reza.
Respons PT SMGP
PT Sorik Marapi Geothermal Plant (SMGP) angkat bicara terkait 79 warga Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, diduga keracunan gas proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).
Head Corporate Communication PT SMGP Yani Siskartika mengatakan, proses pengerjaan proyek PLTP yang mereka lakukan sudah sesuai prosedur.
“Kegiatan tersebut dimulai jam 15.10 WIB dan dihentikan sementara untuk penggantian oksigen pada alat pelindung diri (SCBA). Semua kegiatan telah sesuai prosedur yang berlaku,” kata Yani dalam keterangannya, Rabu (28/9).
Yani menuturkan, kegiatan itu juga disaksikan tim dari Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dan Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Mandailing Natal.
ADVERTISEMENT
“Bekerja sama dengan Polres Mandailing Natal, TNI, PAM Desa, Humas Lokal, aparat keamanan dan berbagai pihak lainnya,” ujar Yani.
Yani mengungkapkan saat proses kegiatan, pihaknya mendapat laporan beberapa warga Desa Sibanggor Julu dan Sibanggor Tonga, yang lokasinya berdekatan dengan proyek mengeluhkan gejala kesehatan.
“79 orang dibawa ke RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina untuk mendapatkan pemeriksaan medis, sedangkan beberapa warga lainnya dilaporkan mengungsi dari tempat tinggalnya,” katanya.
Namun Yani belum menjabarkan apakah dugaan keracunan itu berkaitan dengan proyek PT SMGP. Kini pihaknya masih fokus pada penanganan dan bantuan bagi warga.
Kronologi 79 Warga di Mandailing Natal Keracunan Gas Proyek PT SMGP
Berikut rangkuman kronologi kejadian berdasarkan keterangan polisi.
Selasa (27/9) pukul 09.00 WIB
ADVERTISEMENT
Dilakukan kegiatan uji alir Sumur T-11 Wellpad Teenggo di PT SMG, Desa Sibanggor Julu. Kata Reza, sebelum kegiatan dilaksanakan telah dilaksanakan berbagai langkah preventif.
Meminta bantuan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Madina untuk penetapan dokter dan ambulans di sekitar kegiatan, selama pembukaan sumur berlangsung.
Melakukan pendataan terhadap para petani yang jaraknya beradius 300 meter dari lokasi proyek.
Menyebarkan pemberitahuan secara tertulis maupun pengeras suara, informasi tanggal pelaksanaan dan bahaya serta imbauan protokol kesehatan. PT SMGP juga menugaskan tim security, HSE, CDCR dan Welltest untuk memastikan tidak ada masyarakat yang memasuki area radius 300 meter dari lokasi pembukaan sumur.
Menambahkan bantuan personel dari Polres Madina serta Tim Pengamanan Desa untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat desa dan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Pukul 14.00 WIB
Briefing keselamatan kerja atau pre job safety meeting (PJSM) dilakukan di lokasi Wellpad T– Sumur 11 PT SMGP Desa Sibanggor Julu. Briefing dihadiri Tim Welltest PT. SMGP dan perwakilan polisi dari Polres Mandailing Natal Kompol M. Nainggolan, Danramil 14 Kotanopan Letda Inf Khairullah dan pihak keamanan lainnya
Pukul 17.30 WIB
Kegiatan Welltest dibatalkan karena tabung oksigen petugas Welltest habis, sehingga tim menghentikan pekerjaannya.
Pukul 18.00 WIB
Warga diduga mulai keracunan proyek gas PT. SMGP. Terdengar pengumuman dari Masjid Desa Sibanggor agar masyarakat mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman. Akibat aktivitas proyek PT SMGP, warga diduga keracunan gas H2S.
“Akibat aroma tersebut warga masyarakat Desa Sibanggor Julu dan Sibanggor Tonga mengalami mual dan muntah sehingga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan dan Rumah Sakit Permata Madina,” kata Reza.
ADVERTISEMENT
Pukul 19.00 WIB
Polisi membantu proses evakuasi warga yang terpapar gas beracun ke rumah sakit.
Pukul 19.45 WIB
Bupati Kabupaten Mandailing Natal Jakfar Sukhairi Nasution bersama jajaranya melaksanakan pengecekan kondisi masyarakat Desa Sibanggor Tonga dan Desa Sibanggor Julu di RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina
Pukul 23.30 WIB
Delapan korban yang sempat dirawat di rumah sakit diperbolehkan pulang untuk dirawat jalan. Total saat ini korban terpapar gas H2S berjumlah 79 orang.
Respons Bupati Mandailing Natal
Bupati Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara Jafar Sukhairi angkat bicara soal 79 warganya yang diduga keracunan gas proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) PT Sorik Marapi Geothermal Plant (SMGP). Kata dia, penyebab keracunan di luar dugaan.
ADVERTISEMENT
Jafar menjelaskan, sebelum kejadian ini sudah 4 kali warga diduga mengalami keracunan proyek PT SMGP. Karena itu, pada saat kegiatan uji sumur T-11, PT SMGP dan pihaknya melakukan pengawasan dengan ketat.
“Uji sumur itu secara SOP, sudah kita sampaikan ke mereka, Dirjen EBTKE (Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi) juga hadir dalam uji sumur tersebut. TNI, Polri, hadir, Dinas Lingkungan Hidup juga hadir,” kata Jafar kepada wartawan, Rabu (28/9).
Namun kata dia saat proses uji sumur, diduga warga yang lokasinya berdekatan dengan proyek PT SMGP mengalami keracunan. Mereka mengalami gejala pusing, mual, dan muntah.
“Uji coba tersebut, ternyata di luar dugaan. Ada bau yang cukup menyengat yang tercium oleh warga, sehingga menimbulkan pusing dan mual, muntah. Sehingga dibawa mereka ke rumah sakit,” kata Jafar.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini Jafar juga merasa bingung, pasalnya warga yang diduga mengalami keracunan terus terjadi. Sementara pihak PT SMGP selalu mengaku tidak ada kebocoran proyek PT SMGP.
“Semua SOP sudah dilakukan pihak perusahan katanya, namun lagi-lagi terjadi. Tentu ini semua hal yang barang kali yang membingungkan kita sendiri, mengapa terjadi berulang-ulang,” ujarnya.
Karena itu kata Jafar, hari ini pihaknya kembali memanggil pihak perusahan dan stakeholder untuk membahas persoalan ini.
“Sebenarnya apa yang terjadi, dari mana potensi kebocoran? Yang jelas berbagai pihak mencium aroma kurang sedap yang mengusik. Apakah jenis H2S atau CO, kita nggak paham,” ujarnya.
Mengenai kejadian yang terus berulang, pihak Pemkab Madina telah menyurati pemerintah pusat untuk meninjau kegiatan PT SMGP. Namun hingga saat ini belum ada respons.
ADVERTISEMENT
Polisi Selidiki
Polisi menyelidiki dugaan kasus 79 warga di Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, keracunan gas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) PT Sorik Marapi Geothermal Plant (SMGP).
“Sementara ini kita berupaya interogasi dari pihak perusahaan [hingga] warga desa,” ujar Kapolres Mandailing Natal, AKBP Reza Chairul, Rabu (28/9).
Namun, Reza tidak merinci berapa orang yang telah diperiksa. Dia hanya memastikan kondisi warga di sekitar lokasi sudah kondusif.
“Alhamdulillah saat ini kondusif dan terkendali,” kata dia.