Petani di Sumbar Diserang Beruang Madu, Warga Diimbau Buat Alat Bunyi-bunyian

28 September 2021 12:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas BKSDA mengecek lokasi warga diserang beruang madu di Nagari Kapelgam, Koto Berapak, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar. Foto: Instagram/@bksda_sumbar
zoom-in-whitePerbesar
Petugas BKSDA mengecek lokasi warga diserang beruang madu di Nagari Kapelgam, Koto Berapak, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar. Foto: Instagram/@bksda_sumbar
ADVERTISEMENT
Konflik antara satwa liar dengan manusia kembali terjadi. Kali ini, seorang petani di Nagari Kapelgam, Koto Berapak, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar, diserang beruang madu (Helarctos malayanus) saat pulang dari ladang.
ADVERTISEMENT
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar memastikan warga bernama Ali Amran (67) tersebut saat ini dalam kondisi baik, meski mengalami luka akibat gigitan beruang madu dan mendapat 50 jahitan.
"Korban diserang satwa beruang dengan digigit kaki kirinya ketika pulang dari ladangnya. Korban yang bernama Ali Amran mencoba menyelamatkan diri dengan memukul beruang tersebut menggunakan kaleng cat yang dibawa," jelas BKSDA Sumbar dalam keterangan resminya, Selasa (28/9).
"Alhasil dari upaya korban tersebut, korban bisa menyelematkan diri dari serangan beruang tersebut dan luka atas gigitan tersebut korban mendapatkan 50 jahitan," imbuhnya.
Petugas BKSDA mengecek lokasi warga diserang beruang madu di Nagari. Foto: Instagram/@bksda_sumbar
Atas kejadian ini, Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono langsung menurunkan tim penanganan konflik yang dipimpin langsung Kepala Resort Pesisir Selatan Bilmar, ke lokasi kejadian, Jumat (24/9).
ADVERTISEMENT
Tim bersama warga pun membuat bunyi-bunyian dari meriam karbit untuk menghalau beruang madu tersebut mendekati area ladang dan permukiman warga.
"Tim penanganan konflik bersama masyarakat juga melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian dan lokasi kemunculan beruang yang diinfokan masyarakat dengan memperhatikan ada tidaknya bekas jejak dan bekas cakaran beruang," jelas BKSDA Sumbar.
"Tim Penanganan konflik RKW Pesisir Selatan juga mendatangi rumah korban guna menyampaikan ucapan turut prihatin atas kejadian yang menimpa korban," tambahnya.
Petugas BKSDA menemui warga yang diserang beruang madu di Nagari. Foto: Instagram/@bksda_sumbar

Buat Alat Bunyi-bunyian sebagai Penghalau Beruang Madu

Untuk mengantisipasi insiden ini kembali terjadi, warga diimbau membuat alat bunyi-bunyian, seperti meriam karbit.
"Karena hal tersebut biasanya cukup efektif dalam penghalauan/pengusiran satwa liar beruang agar menjauh dan masuk ke dalam habitatnya lagi," jelas BKSDA Sumbar.
ADVERTISEMENT
BKSDA Sumbar memastikan sampai Senin (27/9), petugas masih melakukan monitoring usai penanganan konflik beruang madu dan warga tersebut.
Kepala Balai KSDA Sumbar Ardi Andono juga mengimbau warga apabila melihat tanda-tanda kemunculan satwa dilindungi yang masuk ke perkampungan seperti beruang, harimau sumatera, harimau dahan agar bisa melapor ke petugas setempat atau bisa menghubungi call center BKSDA Sumbar di nomor 081266131222.