Petasan Hingga Ondel-ondel untuk Agus

30 Januari 2017 21:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Agus Yudhoyono gerilya di Penggilingan, Cakung. (Foto: Amanaturosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Agus Yudhoyono gerilya di Penggilingan, Cakung. (Foto: Amanaturosyidah/kumparan)
"Agus Sylvi siapa yang punya.. Agus Sylvi siapa yang punya.. yang punya kita semua.." nyayi sekelompok warga menyambut Agus di Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Senin (30/1).
ADVERTISEMENT
Tak hanya suara para pendukung yang menyanyikan yel yel, sepasang ondel-ondel turut meramaikan dengan berlenggak-lenggok di barisan depan menyambut calon gubernur nomor urut satu itu.
Ondel-ondel di kampanye Agus-Sylvi (Foto: Amanaturosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ondel-ondel di kampanye Agus-Sylvi (Foto: Amanaturosyidah/kumparan)
Lalu di belakangnya, sekelompok ibu-ibu berkaos bergambar wajah Agus-Sylvi heboh memainkan kesenian marawis, menuntun rombongan Agus menuju lapangan tempat berorasi.
Agus Yudhoyono kampanye di Cakung. (Foto: Amanaturosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Agus Yudhoyono kampanye di Cakung. (Foto: Amanaturosyidah/kumparan)
Gerilya --sebutan kampanye untuk tim Agus-Sylvi-- semacam itu sudah menjadi pemandangan rutin. Mungkin sambutan kampanye untuk Agus paling meriah dibanding cagub lain. Segala macam kesenian dan atraksi ditampilkan demi menyambut Agus.
Atraksi silat di kampanye Agus  (Foto: Amanaturosyidah Ochi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Atraksi silat di kampanye Agus (Foto: Amanaturosyidah Ochi/kumparan)
Kelompok marawis ibu-ibu mungkin sudah menjadi hiburan wajib setiap kali Agus gerilya. Biasanya mereka mengenakan seragam berwarna cerah, berjalan rapi di barisan terdepan sambil memukul rebana dan bernyanyi.
Selain marawis, ada pula hiburan serupa yang menjadi ucapan selamat datang calon gubernur nomor urut satu ini: Rebana. Perbedaannya mungkin hanya di gender pemainnya dan sound system yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Agus Yudhoyono berkampanye di Cawang. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Agus Yudhoyono berkampanye di Cawang. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
Sejauh pantauan kumparan selama mengikuti gerilya Agus, marawis yang hampir selalu disuguhkan, tidak pernah menggunakan pengeras suara.
Warga berebut untuk bersalaman dengan Agus. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga berebut untuk bersalaman dengan Agus. (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Tidak hanya ondel-ondel, terkadang ada pula kesenian betawi lain untuk menyambut Agus: Palang pintu.
Agus Harimurti bersalaman dengan warga saat kampanye di Tebet, Menteng Dalam. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah)
zoom-in-whitePerbesar
Agus Harimurti bersalaman dengan warga saat kampanye di Tebet, Menteng Dalam. (Foto: Ochi Amanaturrosyidah)
Dalam sejarahnya, sebenarnya upacara yang memiliki arti "menghalangi pintu" ini mengandung makna seorang pria sebelum meminang wanita harus bisa silat dan mengaji. Ya, upacara palang pintu memang bagian dari upacara pernikahan adat betawi.
"Dorr! Dor! Dor!"
Massa pendukung Agus-Sylvi (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Massa pendukung Agus-Sylvi (Foto: Ochi Amanaturrosyidah/kumparan)
Jangan terkejut jika melihat seorang pria yang mengenakan baju sadariah, celana komprang, peci merah sambil mengalungkan rentetan petasan dengan bunyi memekakkan menari di tengah kerumunan.
Petasan yang masuk Nusantara pada abad 19 oleh Cina ini memang erat hubungannya dengan masyarakat Betawi. Pada masanya, petasan digunakan warga Betawi untuk mengundang warga lain ketika ada hajatan.
ADVERTISEMENT
Agus dan warga berfoto mengacungkan satu jari (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Agus dan warga berfoto mengacungkan satu jari (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Tidak hanya kesenian khas Betawi atau Indonesia saja, beberapa kali ada barongsai, reog dan jathilan (kuda lumping) ikut memeriahkan gerilya lapangan yang dilakukan oleh Agus Yudhoyono.
Ingin sedikit modern? Tidak jarang di panggung utama yang biasanya disediakan untuk orasi, sudah menunggu biduan dangdut atau DJ yang siap mengajak warga bergoyang setelah Agus berorasi.
Aksi DJ di kampanye Agus (Foto: Amanaturosyidah Ochi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi DJ di kampanye Agus (Foto: Amanaturosyidah Ochi/kumparan)
Kesemua atraksi setidaknya membuat suasana Pilgub menjadi meriah dan mengundang warga untuk menggunakan hak suara di TPS 15 Februari mendatang. Bagaimana menurutmu?