Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Petinggi Golkar DKI Bicara Soal Kantor 'Jaman Now' dan Rumah Aidit
29 Oktober 2017 17:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Kantor Golkar DKI di Menteng, Jakarta Pusat sempat menjadi perbincangan di mediia sosial. Salah satunya karena kantor partai ini berbeda dari kantor partai yang lain. Ada cafe, toko kue, masjid, dan halaman yang nyaman. Sore hari, anak-anak muda kerap nongkrong.
ADVERTISEMENT
Ketua Golkar DKI, Fayakhun Andriadi dalam keterangannya kepada kumparan (kumparan.com) Minggu (29/10) menyebut, apa yang dia lakukan dengan mengubah konsep bangunan gedung partai politik agar orang merasa tak takut.
Dalam wawancara itu, Fayakhun bercerita termasuk menanggapi kabar kantor Golkar ini merupakan kediaman DN Aidit, yang disebut Salim Said dibukunya, lalu rumah itu diambil tentara dan diserahkan ke Golkar.
Berikut wawancara wartawati kumparan Ochi Amanaturrosyidah di sela-sela diskusi soal reklamasi dengan Fayakhun:
Gedungnyakan milenial banget, memang buat gaet anak muda?
Waduh haha. Sebenarnya untuk menggaet semua generasi, tapi yang mengubah itu adalah partai itu bisa dianggap menyenangkan dan nyaman buat publik. Lu dateng ke sini kan enggak takut kan? Tiba-tiba kalau ke partai lain takut enggak masuk?
ADVERTISEMENT
Idenya darimana?
Idenya kita sendiri. Desainernya ada, jadi gini, ide dari pengurus Golkar, dari saya dan teman-teman diterjemahkan oleh arsitek. Bahwa arsitek menerjemahkannya menjadi ini. Ini sejak awal kami keinginannya kantor partai ini ramah publik dan ramah lingkungan.
Ada cafe gini, ini memang buat nongkrong?
Iya iya. supaya orang enggak takut lah ke partai. Sekarang nih ya, coba sekarang saya mau tanya. Caranya rakyat bicara dengan pemerintah gimana? Wakil rakyat kan? Wakil rakyat harus maju melalui partai, kan enggak boleh kamu maju jadi wakil rakyat tanpa partai. Nah, sama partainya saja sudah takut. Coba deh kantor partai lain, ini kan ada acara kamu datang. Kalau enggak ada acara tiba-tiba kamu datang takut enggak?
ADVERTISEMENT
Artinya, dengan adanya cafe masyarakat umum bebas masuk ke kantor Golkar?
Bebas dong masuk. Enggak harus jadi anggota Golkar. Biasanya juga pada foto-foto, bebas. Sampai subuh juga bisa sekadar ngobrol. Nah, partainya cuma kalau kamu masuk ke situ ke atas partai (nunjuk bagian tengah gedung). Tapi semua di bawah buat siapa aja.
Ada apa saja sih di sini?
Ini masjid, ada cafe.
Cafenya dari Golkar?
Kerja sama dengan pihak luar. Dia dapat keuntungan, kita punya saham 49 persen saham kita. Di semua bisnis ini 49 persen sahamnya Golkar, gitu.
Omong-omong ada yang bilang kantor ini katanya dulu punyanya Aidit yang dikasih tentara ke Golkar?
Gue ke sini sih enggak pernah ketemu Aidit ya (Fayakhun tersenyum)
ADVERTISEMENT
Itu, itu urusannya pemerintah saja. Karena kita menempati ini sejak tahun 1970-an, waktu itu, itu adalah pemerintah. Jadi antara pemerintah dengan Golkar saat itu.
Kalau kami dari pemerintah. Golkar DKI dapatnya dari pemerintah.
Oke, pak jadi sekarang konsep kantor partai sudah berubah ya?
Iya dong. Lihat saja parkirannya tiap hari penuh. Enggak takut sama partai kan? Nongkrongnya jadi ke kantor partai. Orang enggak diundang tetap datang. Kalau di sini bisa duduk-duduk, ada Wifi, ada temu komunitas juga di sini. pelari, sepeda, fotografi. ramailah. Jadi ini konsep baru partai itu harus dekat dengan rakyat. Rakyat harus senang datang ke kantor partai. Masalah milih enggak milih entar dulu deh. Yang penting merasa bahwa rakyat tidak putus dengan wakil rakyat. Salat bareng, abis salat ngobrol.
ADVERTISEMENT
Live Update