Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Internal Partai Golkar saat ini tengah memanas demi memperebutkan kursi ketua umum. Hal itu dipelopori atas dua kubu antara pendukung Wakorbid DPP Bambang Soesatyo dan Ketum Airlangga Hartarto.
ADVERTISEMENT
Menanggapi persoalan itu, Wasekjen Partai Golkar Christina Aryani menilai bahwa partainya sudah terbiasa mengelola konflik serupa. Hal itu pun yang membuat partainya bertahan selama ini.
"Partai kami sangat seksi setiap isu partai Golkar mendapatkan perhatian, kami juga terbiasa mengelola konflik. Tanpa ada konflik itu bukan Partai Golkar. Yang penting adalah di mana konflik itu bisa dikelola dan kita survive dan itu menjadi lebih baik lagi," kata Christina dalam diskusi di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (30/7).
Dia menjelaskan bahwa intinya partainya cukup terbuka dalam kursi kepemimpinan selanjutnya. Termasuk dalam menemukan potensi kepemimpinan dalam diri para kader Golkar. Caleg DPR terpilih ini lantas menyebut para kader yang berpotensi tersebut selain Ketua Umum Airlangga Hartarto seperti Mensos Agus Gumiwang hingga kader lainnya.
ADVERTISEMENT
"Nah akhir-akhir ini kita lihat ada aspirasi untuk maju itu semua kita hargai karena Partai Golkar ini demokratis kita punya banyak pemimpin hebat banyak tokoh-tokoh kader yang ke depannya harusnya bisa memimpin," jelasnya.
"Kita coba proposional. Semua terbuka. Nanti Munas dibuka Desember semua kita dorong untuk maju banyak ada teman saya Mensos juga potensi untuk maju. Ada Bamsoet punya potensi untuk maju. Ada Ridwan Hisjam. Masih banyak, " lanjutnya.
Untuk itu, dia meminta agar media memberitakan internal partainya secara seimbang. Karena yang terjadi di partainya hanya bentuk kompetisi semata dan tidak sedang berkonflik.
"Inilah tolong diberitakan dengan seimbang karena kami di dalam juga besok juga pasti ketawa- ketawa lagi setelah semua ini lewat. Jangan memberikan tontonan atau edukasi yang kurang pantas," pungkasnya.
ADVERTISEMENT