PGI Sulselbara Serukan Pilkada 2024 Damai: Jangan Menjelek-jelekkan

9 September 2024 14:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Sulselbara, Yohanis Metris. Foto: PGI
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Sulselbara, Yohanis Metris. Foto: PGI
ADVERTISEMENT
Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) wilayah Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara (Sulselbara) berharap agar Pilkada serentak 2024 yang akan berlangsung pada November mendatang, berjalan aman dan damai.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Sulselbara, Yohanis Metris, mengatakan lancarnya pesta demokrasi merupakan tanggung jawab bersama. Bukan hanya aparat keamanan, tapi masyarakat juga harus bertanggung jawab menjaga, memelihara terwujudnya Pilkada secara damai.
"Itu hal yang pertama yang penting sekali bahwa masyarakat secara keseluruhan itu tidak memandang dari golongan apa, agama apa harus memelihara yang namanya, mewujudkan Pilkada secara damai," kata Yohanis kepada wartawan, Minggu (8/9).
PGI kata Yohanis, telah melakukan berbagai upaya atau langkah-langkah untuk mewujudkan Pilkada damai. Salah satunya ialah, mencerdaskan jemaat atau memberikan pemahaman berpolitik yang baik.
Dalam mewujudkan hal tersebut, PGI sendiri telah mengumpulkan pimpinan-pimpinan gereja yang ada di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Tenggara. Dalam pertemuan itu, meminta kepada pimpinan setiap daerah atau pendeta untuk memberikan atau mengedukasi jemaat terkait politik.
ADVERTISEMENT
"Saya kira itu dengan cara bagaimana kita memelihara hubungan dengan baik, tidak terlibat langsung dalam berbagai politik-politik praktis yang bisa membuat kejatuhan/kegaduhan, bagaimana setiap orang itu menjaga ungkapan-ungkapan, pencemaran-pencemaran nama baik seseorang, apalagi untuk menjelek-jelekkan figur-figur tertentu, oknum-oknum tertentu, atau kelompok-kelompok tertentu,," bebernya.
Beberapa edukasi yang diberikan seperti melarang tempat atau rumah ibadah dijadikan tempat untuk kampanye, money politik hingga politik identitas.
"Lebih daripada itu adalah agama tidak boleh menjadi sarana untuk memenangkan seseorang, untuk berkampanye, karena itu kita menjaga stabilitas supaya Gereja itu tidak menjadi tempat atau sarana untuk melaksanakan kampanye dalam rangka politik praktis," jelasnya.
"Suara kita itu adalah suara Tuhan, karena itu tidak boleh main-main dengan suara kita itu karena suara kita itu menentukan bahwa inilah suara Tuhan yang kita suarakan. Suara Tuhan tidak boleh digantikan dengan suara uang," sambungnya.
ADVERTISEMENT
PGI Sulselbara berharap siapa pun yang terpilih nanti menjadi pemimpin, agar berjiwa nasional. Pemimpin yang memikirkan seluruh kehidupan masyarakat tanpa memandang suku, agama dan ras.
"Tentu yang sering-sering orang bilang yang berjiwa nasionalis, itu saja harapan kita. Pada prinsipnya yang betul-betul memperhatikan masyarakat, tanpa ada pandangan ini mayoritas dan minoritas, betul-betul mengayomi seluruh lapisan masyarakat," harapnya.
(LAN)