Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Pidato Jokowi di Sidang PBB: Kita Harus Atasi COVID-19 dengan Cerdas dan Adil
23 September 2021 4:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Pidato Presiden Jokowi di sidang umum ke-76 PBB. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1632345848/tv8bpnmt9d2bsaypf6ge.jpg)
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menyampaikan pidato dalam sidang umum PBB ke-76 di New York, Amerika Serikat, Rabu (22/9). Jokowi menyampaikan pidato secara virtual.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyampaikan pidato dalam bahasa Indonesia. Tetapi saat ditampilkan dalam sidang PBB, ada terjemahan dalam bahasa Inggris dan juga dubbing berbahasa Inggris.
Sementara Menlu RI Retno Marsudi hadir secara langsung di lokasi siang. Ia sempat memberikan pengantar sebelum Jokowi berpidato.
Dalam pidatonya, Jokowi bertanya kapan masyarakat dunia akan terbebas dari pandemi COVID-19. Ia juga menanyakan kapan ekonomi dunia pulih.
"Masyarakat dunia melihat ke arah majelis umum PBB untuk memberikan jawaban atas keprihatinan global utama. Kapan masyarakat akan bebas dari pandemi? Kapan ekonomi akan pulih dan tumbuh secara inklusif? Bagaimana mempertahankan planet ini untuk generasi mendatang? Dan kapan dunia akan bebas dari konflik, terorisme dan perang?" kata Jokowi.
Eks Wali Kota Solo itu menjelaskan, melihat perkembangan global yang cepat, banyak tantangan harus dilalui bersama. Namun, tantangan utama saat ini adalah mengatasi pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Ada banyak hal yang perlu kita lakukan bersama. Pertama, kita harus membawa harapan bahwa kita bisa mengatasi pandemi COVID-19 dengan cerdas, adil dan merata. Kita tahu bahwa tidak ada yang aman sampai semua orang aman," ucap Jokowi.
Jokowi kemudian menyoroti tingkat vaksinasi di dunia. Menurutnya, masih ada diskriminasi dalam distribusi vaksin dan vaksinasi sehingga membuat penanganan COVID-19 terhambat.
"Kapasitas dan kecepatan antar negara dalam menangani COVID-19 termasuk dalam vaksinasi, sangat berbeda. Politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin terus berlangsung. Kita harus menyelesaikan masalah ini dengan langkah-langkah konkret," kata Jokowi.
Jokowi menekankan, di masa depan, dunia harus menata ulang arsitektur keamanan kesehatan global.
Sehingga diperlukan mekanisme baru untuk memobilisasi sumber daya kesehatan global, yang meliputi pembiayaan, vaksin, obat-obatan, peralatan medis, serta petugas kesehatan di seluruh dunia, secara cepat dan adil.
ADVERTISEMENT
"Kita perlu menetapkan standar protokol kesehatan global dalam kegiatan lintas batas, seperti kriteria vaksin, hasil tes, dan kondisi medis lainnya," tutur Jokowi.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: