Pidato Megawati: Minta Bubarkan KPK, Sentil Panglima & Kapolri, Sindir Jokowi

22 Agustus 2023 8:03 WIB
·
waktu baca 5 menit
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato di acara peluncuran buku Teks Utama Pendidikan Pancasila di Hotel Tribrata, Jakarta, pada Senin (21/8).
ADVERTISEMENT
Dalam pidatonya, Presiden ke-5 RI itu menyinggung Presiden Jokowi yang menargetkan Indonesia maju pada 2045. Mega menyebut, sebelum maju, Indonesia harus terlebih dahulu bisa menurunkan angka stunting.
“Kesel saya, Pak Jokowi situ bilang Indonesia maju. Indonesia 2045. Pikirkan dulu stunting mesti nol,” kata Megawati.
Menurut Mega, negara harus serius memperhatikan anak-anak agar tumbuh berkembang dengan baik dalam menyongsong masa depan.
“Anak itu beban kita, beban negara, bukan hanya fisik tapi iq-nya rendah karena apa tulang batok kepala itu tidak seperti pada umumnya,” ujar dia.
Mega lantas mengingatkan kepada ibu-ibu agar memberikan asupan gizi yang cukup kepada anak.
Megawati: Jokowi Itu Petugas Partai, Itu Aturan Partai Saya
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyapa simpatisan PDIP pada acara Bulan Bung Karno di GBK Sabtu (24/6). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku heran masih ada yang menyebut hubungannya dengan Presiden Jokowi tidak serasi lagi.
ADVERTISEMENT
Megawati menegaskan, hubungannya dengan Jokowi seperti mentor dan adik. Ia sudah berbicara langsung dengan Jokowi mengenai isu keretakan hubungannya.
"Aku bilang ke Pak Jokowi. Eh, Pak, Bapak, tuh, dibilang sudah enggak ini, loh. Enggak belain saya. Iya, loh, Bapak udah ke sono sini, loh. Gitu aja saya kalau manggil dia. Saya lebih tua, loh," kata Megawati di acara sosialisasi buku teks utama pendidikan Pancasila di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (21/8).
Megawati lantas menyinggung polemik soal Jokowi yang sering ia sebut petugas partai. Padahal, Jokowi merupakan pemimpin tertinggi pemerintahan.
Menyikapi polemik itu, sebagai kader PDIP, Megawati menegaskan, Jokowi memang harus mengikuti aturan partai yang berlaku.
"Lah, orang di aturan partai saya ada petugas partai. Saya ini petugas partai juga, loh. Kok, saya ngomong Pak Presiden Jokowi itu petugas partai itu waduh pembullyannya," jelas Megawati.
ADVERTISEMENT
Megawati ke Jokowi: Sudah Deh Bubarin Aja KPK, Enggak Efektif
Megawati Soekarnoputri membenarkan dasi Ketua KPK Firli Bahuri, di lokasi Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD Tahun 2023 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). Foto: Youtube/MPR RI
Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri, sempat meminta Presiden Jokowi untuk membubarkan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Menurutnya lembaga independen ini tak lagi efektif.
“Saya sampai kadang-kadang bilang sama Pak Jokowi, sudah deh,bubarin aja KPK itu Pak, jadi menurut saya nggak efektif. Ibu nih kalau ngomong ces pleng,” kata Megawati saat memberikan pidato dalam acara sosialisasi buku teks utama pendidikan pancasila, di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (21/8).
Ujaran ini merupakan bentuk kekecewaan Megawati melihat kasus-kasus korupsi di Indonesia saat ini.
Bahkan, Megawati menyebut sempat merasakan hal tak mengenakkan oleh KPK. Saat menjadi Presiden ke-5, periode 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004, Megawati sempat mengatasi masalah 300.000 kasus kredit macet.
ADVERTISEMENT
“Waktu saya krisis, kredit macet itu 300 ribuan, saya disuruh nangani, setelah itu KPK sudah ada yang saya bikin sendiri,”tuturnya.
Megawati: Jangan Terus Impor-impor, Mari Berdiri di Atas Kaki Sendiri
Dalam kesempatan itu, Megawati Soekarnoputri juga mengkritik kebijakan pemerintah yang menurutnya hingga saat ini masih banyak melakukan impor terutama pangan.
Megawati meminta agar kebijakan impor ini dikurangi. Ia meyakini, bangsa Indonesia bisa berdiri di atas kaki sendiri.
"Jangan impor-impor, mari berdiri di atas kaki sendiri," kata Megawati saat memberikan pidato dalam acara sosialisasi buku teks utama pendidikan pancasila, di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (21/8).
Megawati yang juga merupakan Ketua Dewan Pengarah BRIN ini menjelaskan, selama dirinya dipercaya menjabat menjadi Dewan Pengarah BRIN, dirinya sudah meriset ada jutaan data kekayaan alam di RI.
ADVERTISEMENT
"Baru setengah tahun saya perintahkan di BRIN untuk mendata seluruh plasma nutfah, plasma nutfah itu kekayaan yang namanya kita punya alam, dari tumbuhan saja, setengah bulan sudah terdapat 2 juta apa tidak pusing, ya pusing lah, itu belum selesai lho," jelas dia.
Megawati Heran Sambo Batal Divonis Mati: Hukum di RI Hukum Apa Ya Sekarang?
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo (kanan) bersalaman dengan istrinya yang juga terdakwa Putri Candrawathi (kiri) saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (13/12/2022). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri, menyoroti Mahkamah Agung (MA) yang membatalkan hukuman mati Ferdy Sambo. Ferdy Sambo mendapat keringanan hukuman dari vonis mati menjadi penjara seumur hidup.
Megawati mengatakan, dalam kasus Sambo, ia tidak habis pikir karena seorang jenderal tega menghabisi nyawa anak buahnya yakni alm Brigadir Yosua Hutabarat.
"Ada juga jenderal, makanya aku nyentil itu Pak Sambo, kok anak buah sendiri dibunuh? Sudah gitu saya mikir gini hukum Indonesia ini hukum apa ya sekarang?" kata Megawati saat memberikan pidato di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (21/8).
ADVERTISEMENT
"Lho saya bukan orang hukum lho, tapi kan saya bisa mikir lho, ini apa bener nya. Sudah dua pengadilan, yang tingkat pertama hukuman mati, yang kedua hukuman mati, masuk ke MA eh kok pengurangan hukuman?" ucap dia.
Megawati Heran Panglima dan Kapolri Tak Hadiri Acaranya: Pada Serem Ya?
Megawati Soekarnoputri mengaku masih sedih jika mengingat kasus pembunuhan yang dilakukan oleh eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
"Sedih saya peristiwa Pak Sambo itu. Loh, betul itu. Saya sebagai seorang ibu nangis. Bayangkan. Ke mana perikemanusiaannya dan mana moral yang beradab di kepolisiannya sekarang? Yo, bapak polisi inget, loh," kata Megawati di acara sosialisasi buku teks utama pendidikan Pancasila di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (21/8).
ADVERTISEMENT
Megawati kemudian sempat mencari Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Yudo Margono. Menurut Megawati, keduanya absen dalam acaranya karena takut mendengar pidatonya.
"Tadinya saya berpikir, nih, Panglima TNI ada [di undangan acara], Kapolri ada. Kali denger aku yang mau isi pada enggak mau [datang]. Pada serem, ya," ujarnya.
Seloroh Megawati: Pak Sandi Datang Terima Kasih, Padahal Sudah Mau Diambil...
Ketua Dewan Pengarah BRIN Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan internal ke BRIN di Bali, Senin (7/8). Foto: PDIP
Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno menghadiri acara sosialisasi buku teks utama pendidikan pancasila di The Tribrata, Jakarta Selatan, Senin (21/8). Ketua BPIP Megawati Soekarnoputri menjadi keynote speaker dalam acara ini.
Ada momen menarik ketika Megawati mengetahui kehadiran Sandi Uno dalam acara itu.
"Pak Sandi datang ke sini saya terima kasih," kata Megawati.
ADVERTISEMENT
"Padahal Pak Sandi sudah mau diambil.. siapa tuh," tambah dia disambut tawa para hadirin.
Megawati tidak mengungkap secara detail konteks Sandi yang mau diambil itu. Namun, Sandi Uno saat ini masuk dalam lima bacawapres potensial yang akan mendampingi Ganjar Pranowo.
Di sejumlah survei, Sandi juga masih disimulasikan berpasangan dengan Prabowo ataupun Anies.
"Ntar dulu, PPP ya? Ingat aku, dipikir Ibu enggak ngerti, Ibu ini tahu semua," kata Megawati seraya tertawa.