Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Pidato Trump di PBB: Hina Kim Jong Un dan Cemooh Iran
19 September 2017 22:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam sidang umum PBB. Poin pertama yang dibahas Trump adalah Korea Utara.
ADVERTISEMENT
Trump menyebut, AS akan menghancurkan total Korea Utara kecuali jika Pyongyang mundur dari tantangan nuklirnya. Dia juga mengolok-olok pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan sebutan 'orang roket' dengan misi bunuh diri.
Bisikan keras memenuhi aula Majelis Umum PBB ketika Trump mengeluarkan peringatan kerasnya kepada Korea Utara, yang meluncurkan rudal balistik dan uji coba nuklir hingga mengguncang dunia.
"Manusia roket sedang dalam misi bunuh diri untuk dirinya dan rezimnya," katanya, dikutip dari Reuters, Selasa (19/9).
Dia mendesak negara-negara anggota PBB untuk bekerja sama mengisolasi pemerintah Kim Jong Un.
Seorang diplomat junior Korea Utara tetap berada di kursi terdepan untuk mendengarkan pidato Trump.
Beralih ke Iran, Trump menyebut kesepakatan nuklir 2015 yang dinegosiasikan oleh pendahulunya, Barack Obama, sungguh memalukan. Trump mengisyaratkan bahwa dia mungkin tidak akan menyetujui kembali kesepakatan tersebut pada batas waktu pertengahan Oktober mendatang.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut Iran sebagai negara nakal yang ekonominya lemah dan mengekspor kekerasan.
Pidato tersebut menandai usaha terakhir Trump untuk menyampaikan visi America First-nya untuk sebuah kebijakan luar negeri AS yang bertujuan merendahkan birokrasi global, mendasarkan aliansi pada kepentingan bersama, dan mengarahkan Washington menjauh dari latihan pembangunan negara di luar negeri.
Trump, yang memasuki Gedung Putih delapan bulan lalu, mengatakan kepada para pemimpin dunia di badan global beranggotakan 193 orang tersebut bahwa Amerika Serikat tidak berusaha memaksakan kehendaknya kepada negara lain dan akan menghormati kedaulatan negara lain.
"Saya akan membela kepentingan Amerika di atas segalanya," kata Trump.
"Tapi dalam memenuhi kewajiban kita kepada bangsa lain, kita juga menyadari bahwa kepentingan setiap orang untuk mencari masa depan di mana semua negara dapat berdaulat, makmur dan aman," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Trump kemudian membaca sebuah naskah dengan hati-hati. Dia mengatakan militer AS akan segera menjadi yang terkuat yang pernah ada.
Beralih ke Venezuela, Trump menyebut situasi yang ambruk di sana sama sekali tidak dapat diterima. Dia mengatakan, Amerika Serikat tidak dapat berdiri dan menonton.
"Kita tidak bisa berdiri dan melihat," katanya.