Pilot Kenya Airways Mogok Kerja, Ribuan Penumpang Terdampar di Bandara

5 November 2022 17:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang karyawan Kenya Airways menarik kopernya saat mogok kerja oleh pilot Kenya Airways, yang diselenggarakan oleh Kenya Airline Pilots Association (KALPA) di bandara Internasional Jomo Kenyatta di Nairobi, Kenya. Foto: Thomas Mukoya/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang karyawan Kenya Airways menarik kopernya saat mogok kerja oleh pilot Kenya Airways, yang diselenggarakan oleh Kenya Airline Pilots Association (KALPA) di bandara Internasional Jomo Kenyatta di Nairobi, Kenya. Foto: Thomas Mukoya/REUTERS
ADVERTISEMENT
Seluruh pilot salah satu maskapai penerbangan terbesar di Afrika, Kenya Airways, melakukan aksi mogok kerja pada Sabtu (5/11).
ADVERTISEMENT
Akibatnya, puluhan penerbangan terpaksa dibatalkan dan ribuan penumpang terdampar di Bandara Internasional Jomo Kenyatta di ibu kota Nairobi.
Asosiasi Pilot Maskapai Kenya (KALPA) mengatakan, aksi mogok kerja dilakukan lantaran manajemen maskapai menolak untuk mendengarkan proposal mereka terkait cara menangani keluhan-keluhan yang disampaikan oleh para pilot.
Serikat Pekerja, dalam hal ini para pilot, sebelumnya telah memberi tahu terkait rencana mogok kerja ini.
Hal ini tak lepas karena mereka berselisih dengan manajemen maskapai soal kontribusi pensiun dan pemberian gaji sepenuhnya yang ditunda.
Setelah 14 hari berlalu sejak, gaji dan pensiunan itu belum dikirimkan, diperburuk dengan pihak maskapai yang enggan menanggapi keluhan mereka.
Seorang wanita mendorong barang bawaannya setelah penerbangannya dibatalkan saat mogok kerja oleh pilot Kenya Airways, yang diselenggarakan oleh Kenya Airline Pilots Association (KALPA), di bandara Internasional Jomo Kenyatta di Nairobi, Kenya. Foto: Thomas Mukoya/REUTERS
Menurut pernyataan dari Serikat Pekerja, pemogokan ini dimulai sejak pagi hari dan sepenuhnya masih berlaku hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada pesawat KQ (Kenya Airways) yang meninggalkan Bandara Internasional Jomo Kenyatta yang diterbangkan oleh anggota KALPA sejak pukul 6 pagi ini,” bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
Sebelum protes ini dimulai, pihak Kenya Airways telah memperingatkan bahwa mogok kerja itu dapat membahayakan pemulihan devisa negara dari pandemi — mereka dapat merugi hingga sedikitnya USD 2,5 juta (Rp 40 miliar) dalam sehari.
“Sejauh ini sekitar 10.000 penumpang yang terkena dampaknya dan jika situasinya terus seperti ini, dampaknya pada sektor ekonomi lainnya, pariwisata, akan sangat parah,” ungkap Menteri Transportasi Kipchumba Murkomen, kepada stasiun televisi lokal NTV.
Seorang penumpang menggunakan ponsel setelah penerbangan Kenya Airways dibatalkan selama pemogokan oleh pilot Kenya Airways, yang diselenggarakan oleh Kenya Airline Pilots Association (KALPA), di bandara Internasional Jomo Kenyatta di Nairobi, Kenya. Foto: Thomas Mukoya/REUTERS
Salah seorang penumpang Kenya Airways yang ikut terdampar, Lawrence, mengaku telah tiba di bandara pukul 5 pagi untuk berangkat dari Nairobi ke ibu kota Johannesburg di Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
“Tetapi sayangnya mereka [pihak maskapai] baru saja memberi tahu saya bahwa penerbangan dibatalkan akibat pemogokan,” ungkap Lawrence.
Sementara penumpang lain melaporkan, di antara mereka ada yang telah mengantisipasi adanya pemogokan tersebut dan ratusan orang memadati bandara pada malam sebelumnya. Mereka mengatakan, situasinya kala itu sangat kacau.
Pesawat Kenya Airways yang diparkir selama pemogokan oleh pilot, yang diselenggarakan oleh Kenya Airline Pilots Association (KALPA), di bandara Internasional Jomo Kenyatta di Nairobi, Kenya. Foto: Thomas Mukoya/REUTERS
“Ratusan penumpang yang telah tiba dalam perjalanan transit terjebak di dalam bandara karena penerbangan transit mereka gagal lepas landas,” kata mereka.
Terkait kekisruhan ini, pihak Kenya Airways telah mengeluarkan permintaan maaf dalam sebuah pernyataan.
Pihaknya mengatakan akan melakukan yang terbaik untuk meminimalkan ketidaknyamanan, yang dapat mencakup pemesanan ulang mereka ke penerbangan alternatif.