Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Pilu Kebakaran di Tambora: Api Mengamuk Hebat, Ibu-Anak Tewas Berpelukan
16 Oktober 2024 8:24 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Peristiwa kebakaran besar terjadi di Jalan Kali Anyar IV, RT 11 RW 2, Tambora, Jakarta Barat , Selasa (15/10). Kebakaran ini mengakibatkan 5 orang tewas dan 2 lainnya luka ringan.
ADVERTISEMENT
Selain itu kebakaran ini menyebabkan 400 orang harus mengungsi, karena api melahap kawasan seluas hampir 2.000 meter persegi.
Pemadam kebakaran mengirim 22 unit, dengan 110 personel untuk mengatasi kebakaran itu. Kebakaran yang dilaporkan pada pukul 01.23 WIB itu baru selesai dipadamkan pukul 07.20 WIB.
Berikut kumparan rangkum fakta-fakta di balik kebakaran tersebut.
Diduga Akibat Kebocoran Gas
Kepala Dinas Kebakaran Jakarta, Satriadi Gunawan, mengatakan kebakaran dipicu diduga akibat kebocoran gas. Terdengar juga ledakan saat kebakaran itu.
"Diduga kebocoran gas LPG," kata Satriadi.
Satriadi menjelaskan, kebakaran itu dilaporkan seorang warga sekitar pukul 01.20 WIB. Ia mendengar dentuman.
"Saat dicek, melihat api sudah membesar dan segera menghubungi pemadam kebakaran," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Korban Tewas akibat Kebakaran Tambora ada di Kamar Mandi, Masih Keluarga
Para korban itu ditemukan oleh tim pemadam berada di kamar mandi sebuah rumah yang terdampak.
"Korban ada di 2 rumah berhadap-hadapan, satu rumah itu nenek dan cucunya, seberangnya 1 keluarga, ibu dan 2 anaknya, semua berada di kamar mandi," ucap Satriadi, lewat keterangannya, Selasa (15/10).
Saat menginspeksi kebakaran, pemadam menduga titik api berasal dari rumah nenek dan cucunya.
"Dugaan informasi sementara titik api berasal dari rumah korban, cucu dan neneknya. Terdengar ledakan," kata Satriadi.
Mereka ialah Sriyani (66), Raihan (7), Aryani (40), Asgar (13), dan Yoka (12). Informasi yang dihimpun, Sriyani belum ditemukan oleh petugas. Sementara, jenazah empat korban lainnya telah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati.
ADVERTISEMENT
Ibu-Anak Korban Kebakaran di Tambora Ditemukan Tewas Sambil Berpelukan
Kelima orang korban itu tinggal di satu atap rumah. Aryani merupakan ibu dari Asgar dan Yoka. Saat ditemukan, Aryani tengah memeluk keduanya.
"Mereka meninggal pun berpelukan, dalam keadaan berpelukan. Jadi ini sama dua orang anaknya," kata salah seorang warga, Enos (52), ketika ditemui di lokasi pada Selasa (15/10).
Enos juga sempat bertemu dengan korban lainnya, Sriyani, sore sebelum kebakaran. Ia sempat berbincang.
"Jadi malam kejadian, sorenya itu (berbincang). Dia nanya kalau mah kirim doa buat perempuan atau buat laki-laki bin-nya bin apa atau bintinya apa," ujar dia.
"Syok banget saya karena semua yang meninggal orang dekat saya. Orang dekat saya. Saya syok banget tapi saya berusaha setegar mungkin," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Jasad Sriyani sendiri ditemukan di reruntuhan bangunan, dalam kondisi tak utuh.
"Alhamdulillah tadi informasi dari Pak Camat dan rekan-rekan yang melakukan proses evakuasi, korban sudah ditemukan dan sekarang sudah seluruhnya ada 5 orang korban meninggal dunia yang sudah dievakuasi," kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Syahduddi, ketika melakukan peninjauan di lokasi kebakaran pada Selasa (15/10).
Cerita Warga Tambora Saat Kebakaran Melanda: Panik, Api Sudah Besar Depan Rumah
Enos menceritakan dirinya sedang menonton televisi di dalam rumahnya ketika kebakaran terjadi. Saat itu, dia mendengar suara orang berteriak kebakaran dan anjing yang menggonggong keras.
"Saya bangun dan melihat dari balkon lantai dua api sudah sangat besar," kata dia ketika ditemui di lokasi kebakaran.
Enos lalu membangunkan istri, anak, dan cucunya yang sedang tertidur. Mereka bergegas keluar rumah setelah tahu ada kebakaran di rumah tetangganya.
ADVERTISEMENT
Enos bersama warga lainnya sempat membantu memadamkan api dengan peralatan seadanya.
"Ember, panci atau apa pun kita pergunakan, air seadanya ada air got atau apa yang penting air sambil menunggu datangnya tim pemadam," ucap dia.
"Saya panik. Super panik," lanjut dia.
Kebakaran Maut Tambora: Api Cepat Membesar, Korban Tak Bisa Diselamatkan
Peristiwa kebakaran itu begitu cepat terjadi. Si jago merah tak pandang bulu, ia melahap semua yang ada di depannya.
"Kita enggak bisa berbuat banyak, api sudah membesar. Bahkan mungkin 95 persen rumah sudah menjadi api," kata Enos saat ditemui di lokasi kebakaran, Selasa (15/10).
Lurah Kalianyar, Dwi Cahyono, mengatakan diduga para korban terjebak saat kebakaran dan menghirup asap kebakaran.
ADVERTISEMENT
"Nah dua kemungkinan, satu karena memang dari keluarga Pak RT begitu kejadian api yang neneknya selamat, sama sekian orang, nah ini mungkin dia takut karena terjebak api lalu dia menghirup udara dari sisa-sisa asep itu, sehingga sesak," ujar Dwi.
400 Orang Terdampak Kebakaran di Tambora, Mengungsi di 3 Lokasi
Lurah Kalianyar, Dwi Cahyono, mengatakan peristiwa itu berdampak pada 40 keluarga yang terdiri dari 400 orang.
"Warga masyarakat yang mungkin terdampak ini semuanya total ada 400 warga masyarakat jiwa," kata Dwi di lokasi kebakaran pada Selasa (15/10).
Sementara itu, Lurah Kalianyar, Dwi Cahyono, mengatakan diduga para korban terjebak saat kebakaran dan menghirup asap kebakaran.
Dwi mengatakan pihaknya menyiapkan tiga lokasi untuk pengungsian warga, yakni di lantai dua kantor kelurahan, pos RW, dan lapangan yang letaknya tak jauh dari lokasi kebakaran. Bantuan juga akan disalurkan di sana.
ADVERTISEMENT
"Bantuan akan segera dateng berupa kebutuhan pokok lalu juga selimut, pampers, pakaian sekolah, buku, Insyaallah lah tiba siang ini," ucap dia.