Pilu Mahasiswa Bandung: Ikut Demo Tolak RUU Pilkada, Kini Terancam Buta

24 Agustus 2024 11:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
Pengunjuk rasa melakukan aksi lanjutan Rakyat Gugat Negara mengawal putusan MK di depan DPRD Jawa Barat, Bandung, Jumat, (23/8/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjuk rasa melakukan aksi lanjutan Rakyat Gugat Negara mengawal putusan MK di depan DPRD Jawa Barat, Bandung, Jumat, (23/8/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Demo kawal putusan MK terkait penolakan RUU Pilkada di Bandung pada Kamis (22/8) diwarnai kisah duka. Seorang mahasiswa Universitas Bale Bandung (Unibba), Andi Andriana, mesti menjalani malam berat di ruang operasi Rumah Sakit Cicendo.
ADVERTISEMENT
Mata kiri Andi rusak kena lemparan batu. Batunya diduga dilempar dari arah barisan polisi yang sedang berjaga di Gedung DPRD.
Menurut Presiden Mahasiswa Unibba, Fauzi Septian, kronologinya bermula saat situasi demo memanas dan para massa aksi dari elemen mahasiswa mengevakuasi diri ke sejumlah titik aman. Mahasiswa Unibba diarahkan ke Gedung Sate.
Namun, di tengah situasi kacau itu, Andi dan seorang kawan lainnya Jawir, memutuskan memeriksa keadaan dan membantu massa lainnya. Andi kemudian terseret terpisah dari Jawir dalam arus massa, hingga di barisan terdepan.
Di situlah nasib buruk menimpa Andi. Di Jalan Diponegoro yang gelap lantaran penerangan jalan umum tak menyala, terjadi pelemparan ke arah gedung DPRD Provinsi Jawa Barat yang dijaga barisan polisi. Pelemparan juga terjadi ke arah sebaliknya.
Penampakan gedung DPRD Jawa Barat usai demo kawal putusan MK soal UU Pilkada, Jumat (23/8). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Kala itu, sepatu Andi lepas. Andi pun berjongkok guna membetulkan sepatunya. Namun saat bangkit, sebongkah batu dari arah gedung DPRD melayang menghantam mata kirinya.
ADVERTISEMENT
Menurut Fauzi, batu itu dilempar dari seseorang yang berada di barisan polisi yang berjaga.
Andi yang terjatuh lantas ditangani tim medis, lalu segera dibawa ke RS Hasan Sadikin. Di sana, sekitar pukul 19.00 WIB, Andi mendapat perawatan intensif hingga akhirnya dirujuk ke RS Mata Cicendo untuk menjalani operasi.
“Setelah dilaksanakan, operasinya berjalan lancar. Untuk bola matanya, alhamdulillah masih bisa digunakan, tapi belum bisa dipastikan secara penglihatan bisa digunakan atau tidak. Begitu secara kondisi terkini,” kata Fauzi saat ditelepon wartawan Jumat (23/8).
Ilustrasi BPJS Kesehatan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Operasi Tidak Ditanggung BPJS

Fauzi mengatakan, operasi Andi tak bisa ditanggung BPJS, dan biaya yang diperlukan buat operasi cukup besar, hingga puluhan juta.
“Tapi kita belum tahu rincian benarnya berapa. Awal kan Rp 33 juta, terus pas pihak rumah sakit) ditanya lagi harus pegang Rp 40 juta, terus pas ditanya lagi harus pegang Rp 50 juta. Masih belum tetap,” kata Fauzi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, untuk saat ini dia bersyukur karena donasi yang digalang mencapai nilai yang jauh lebih besar.
“Alhamdulillah banyak banget yang donasi. Terakhir rekap itu terkumpul Rp 67 juta,” lanjutnya.
Fauzi mengatakan pihaknya saat ini, telah berkonsultasi kepada LBH Bandung. “Cuma kan, saya konsultasi ke LBH Bandung. Ini kompleks kasusnya,” tutur Fauzi.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol, Jules Abraham Abast, menyebut pihaknya belum mendapat informasi mengenai adanya pelemparan tersebut.
"Sampai dengan Jumat, pihak Polrestabes Bandung maupun Polda Jabar tidak mendapat informasi kalau ada mahasiswa yang terkena lemparan batu saat demo hari Kamis kemarin," kata Jules.
"Justru dari pihak kepolisian ada lebih dari 20 orang yang dirawat akibat lemparan batu dan ada yang tangannya patah. Lemparan batu selama demo berasal dari demonstran. Sejak hari Kamis hingga hari Jumat ini. Pihak kepolisian dan TNI serta instansi lainnya hanya bertahan di dalam area gedung DPRD," sambungnya.
ADVERTISEMENT