Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Pilu Ramadan di Sudan: Kelaparan Mengancam, Harga Pangan Melonjak
5 Maret 2025 14:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Ramadan di Sudan tiba di tengah perang yang belum mereda.
ADVERTISEMENT
Harga kebutuhan pokok melambung, sementara di banyak wilayah, makanan hampir tak tersedia. Daging kambing dijual Rp 650 ribu per kg, harga gula mencapai Rp 55 ribu per kg.
Di Port Sudan, kota yang relatif aman, warga berjuang memenuhi kebutuhan berbuka.
“Kami kesulitan membeli barang Ramadan,” kata Mahmoud Abd El Kader, Minggu (2/3) mengutip Arab News.
Mata uang Sudan terus melemah, inflasi menyentuh 145 persen pada Januari dan memperparah daya beli masyarakat.
Di Darfur dan Kordofan, situasi lebih buruk.
Perang antara militer dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) memutus jalur logistik. Penduduk bertahan hidup dengan kulit kacang dan daun pohon. Kamp pengungsian di Darfur Utara mencatat kelaparan akut, diperkirakan menyebar ke lima wilayah pada Mei.
ADVERTISEMENT
Kini bantuan pun sulit masuk.
“Banyak keluarga tidak makan layak selama berbulan-bulan,” kata Omar Manago, pekerja kemanusiaan di Darfur Utara. Pasar habis terbakar dalam pertempuran, penjarahan terjadi di mana-mana.
Di Khartoum, relawan berusaha menyalurkan bantuan, tapi kebutuhan jauh melebihi pasokan. Tradisi berbagi hidangan berbuka puasa kini menghilang.
“Yang paling saya rindukan adalah berbuka puasa bersama keluarga,” kata Mohamed Moussa, dokter di Omdurman.
Beberapa pekan sebelum Ramadan, Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak penghentian kekerasan menjelang bulan suci.
“Dukungan eksternal dan aliran senjata harus dihentikan,” katanya, mengutip Anadolu.
PBB mengajukan dana USD 6 miliar untuk merespons krisis yang telah membuat lebih dari 12 juta orang mengungsi.