Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Pimpinan DPR soal WN China Jadi Korban Pungli: Zaman Prabowo, Tak Bisa Main-main
4 Februari 2025 12:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Adies Kadir menyoroti soal pungutan liar oleh petugas Imigrasi kepada WN China di Bandara Soekarno Hatta. Adies mengapresiasi tindakan Kementerian Imigrasi yang langsung mencopot oknum tersebut.
ADVERTISEMENT
“Jadi itu bagus, contoh buat yang lain, era sekarang di zaman Pak Prabowo sudah tidak bisa main-main,” kata Adies kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/2).
“Jadi kalau main palak, main-main peras-peras begitu ya konsekuensinya akan dipecat,” lanjutnya.
Adies menekankan, kejadian ini jadi pelajaran untuk semua kementerian/lembaga di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto agar tak melakukan tindakan-tindakan pungli.
Sebelumnya, Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimpas) mencopot sejumlah petugas imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta. Pencopotan ini buntut dugaan pungli yang dilakukan mereka terhadap WN China yang melintas di bandara tersebut.
"Setelah kami terima semua datanya, langsung kami tarik semua yang ada di data (diduga pungli) dari penugasan di Soetta, kami ganti," kata Menteri Imipas, Agus Andrianto, dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/2).
ADVERTISEMENT
Adapun informasi dugaan pungli ini disampaikan langsung oleh pihak Kedubes China. Menurut Agus, nama-nama petugas yang diduga melakukan pungli itu tengah dalam pemeriksaan.
Berawal Laporan Langsung Kedubes China
Kedutaan Besar (Kedubes) China di Indonesia melaporkan langsung dugaan pungutan liar (pungli) terhadap warganya di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) ke Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas). Laporan tersebut berujung pencopotan sejumlah petugas dari Imigrasi Soetta.
Dalam salinan surat yang beredar, disebutkan telah terjadi 44 kasus dugaan pungli terhadap WN China di Bandara Soetta pada Februari 2024 hingga Januari 2025.
Masih dalam surat laporan yang sama, tercantum juga daftar WN China yang menjadi korban pemerasan. Nilainya beragam, mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 3 juta.
Kedubes China berharap agar imigrasi bisa memasang tanda 'dilarang memberikan tip' dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan China, di setiap pos penjagaan.
ADVERTISEMENT
Agus memastikan semua petugas Imigrasi Bandara Soetta yang namanya ada dalam data Kedubes China diperiksa. Sebanyak Rp 32.750.000 uang diduga hasil pungli pun telah dikembalikan kepada lebih dari 60 WN China yang menjadi korban.