Pimpinan Komisi VIII Kritik Said Aqil: Padahal Selama Ini Pluralis

28 Januari 2019 17:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sodik Mujahid, Politikus Gerindra. (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sodik Mujahid, Politikus Gerindra. (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi VIII dari Fraksi Gerindra Sodik Mujahid mengaku heran dengan pernyataan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj yang menyatakan imam masjid hingga khatib harus berasal dari NU. Menurutnya, Said Aqil dalam kondisi tak sehat saat menyampaikan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tolong tanyakan Pak Aqil, sehat? jiwa dan raganya? Barangkali dia sedang kurang sehat jiwa raganya, sehingga bicara begitu," kata Sodik di Jakarta, Senin (28/1).
Sodik mengatakan pertanyaan Said Aqil bertentangan dengan sosok yang dikenal sebagai tokoh pluralis. Sehingga pernyataan itu bertentangan dengan faham di Indonesia yang beragam.
"Pak Agil katanya selama ini dikenal aktivis pluralis untuk keragaman suku, adat dan agama. Tapi super aneh untuk sesama umat yakni ngurus masjid, jadi imam, khatib dan KUA, dia tidak pluralis, semua harus NU," kata dia.
"Kepada umat lain toleran dan pluralis kepada sesama umat Islam tidak toleran, tidak pluralis. Padahal umat Islam di Indonesia sangat beragam, sangat banyak kelompok, faham bahkan ormas," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia menuturkan, anggapan Said Aqil yang menyebut kebenaran hanya ada di NU, merupakan pernyataan yang sangat fatal. Ia mengkhwatirkan pernyataan Said Aqil dapat menimbulkan antipati umat Islam terhadap NU.
"Selain masalah pluralis, lebih salah lagi dan fatal, dia katakan kalau bukan NU maka imam, khatib dan KUA, pengurus masjid adalah salah, sehingga kebenaran hanya ada di NU. Padahal tidak begitu," ujar dia.
"Saya khawatir ini akan menjadi antipati kelompok dan ormas umat Islam non NU kepada NU," pungkasnya.