Pimpinan KPK: Dalam Pemilu, Amplop-amplop Merusak Demokrasi

17 Januari 2024 20:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyampaikan sambutan pada acara Paku Integritas KPK di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (17/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyampaikan sambutan pada acara Paku Integritas KPK di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (17/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menilai korupsi merusak demokrasi. Terlebih dalam pemilu, praktik korupsi telah menjelma menjadi momok bagi pemilu yang berintegritas.
ADVERTISEMENT
Menurut Ghufron, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompetensi dan memiliki kapasitas seharusnya memiliki kesempatan untuk dapat duduk sebagai penyelenggara negara. Namun karena korupsi, hal itu tidak bisa terlaksana.
"Di hadapan korupsi tak penting kualitas, tak penting integritas, yang penting isi tasnya," kata Ghufron di hadapan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam acara PAKU Integritas di Gedung KPK, Rabu (17/1).
Ghufron mengatakan, demokrasi dalam pemilu setiap warga dihargai berdasarkan kualitas dan kapasitasnya. Namun dalam praktiknya, adanya politik uang seperti serangan fajar merusak itu semua.
"Faktanya kemudian juga menunggu amplop-amplop dan mengakibatkan maka kemudian demokrasi rusak dan penyelenggaraan pemerintahan pasti berakibat kurang baik," ucapnya.
Ilustrasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Di sisi lain, Ghufron juga bicara soal runtuhnya hukum di hadapan korupsi. Menurutnya, seharusnya siapa yang benar adalah yang diapresiasi dan dilindungi.
ADVERTISEMENT
"Tapi kemudian hukum diliputi korupsi, maka siapa yang punya banyak uang bisa beli kebenaran," kata dia.
"Pelanggaran HAM dan lain-lain, inilah bagaimana kita menyaksikan kemiskinan masih merajalela, alam rusak, banjir dan lain-lain itu adalah salah satu dampak dari pembangunan, penyelenggaraan pemerintahan yang masih diliputi korupsi," pungkasnya.