Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Pimpinan MPR Temui Sultan HB X: Diskusi Kebudayaan, Tugas Ngarsa Dalem Berat
11 Desember 2024 12:54 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua MPR RI Ahmad Muzani menemui Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kraton Kilen Ngayogyakarta Hadiningrat, Rabu (11/12).
ADVERTISEMENT
Muzani datang bersama pimpinan MPR seperti Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
"Alhamdulillah, hari ini pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia bisa diterima oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kraton Kilen dan kami tadi banyak berdiskusi dengan beliau tentang banyak hal, tentang sejarah Republik Indonesia termasuk masa perjuangan dahulu," kata Muzani.
Muzani mengatakan, pimpinan MPR bersama Sultan HB X berbincang bagaimana Kraton Yogya yang menjadi saksi kebudayaan dan perjalanan bangsa Indonesia.
"Sebagai lembaga yang bertugas untuk tetap menjaga nilai-nilai kebangsaan yang terus hidup, tentu saja kami bisa berkolaborasi dan bekerja sama terus dengan Kraton Yogyakarta," ucap Muzani.
MPR: Tugas Sultan HB X Berat
Muzani mengatakan tugas Sri Sultan HB X cukup berat. Tak hanya sebagai Raja Yogyakarta, Sultan juga mengemban tugas sebagai gubernur.
ADVERTISEMENT
"Tentu saja kita bisa bersilaturahmi terus, dan tugas Ngarsa Dalem cukup berat, karena di satu sisi beliau adalah orang yang bertanggung jawab untuk terus menghidupkan tradisi dan kebudayaan yang terus hidup, yang harus terus hidup dalam kehidupan kraton dan tanah Jawa," katanya.
"Tetapi juga, beliau adalah seorang gubernur yang harus mengendalikan roda pemerintahan di pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta," jelasnya.
Sementara Sri Sultan mengatakan, dirinya dengan pimpinan MPR RI membahas banyak hal. Ia berharap apa yang didiskusikan bisa dituangkan dalam kebijakan ke depan.
"Menjadi diskusi yang hidup. Dalam arti hidup itu diperbincangkan bagi pengambil kebijakan. Bagaimana itu menjadi bagian strategi di dalam mengikuti perkembangan tatanan zaman," kata Sultan.
Sultan juga turut menyinggung tentang agrikultur dan tantangan dalam pertanian.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana budaya yang agrikultur ini bisa bisa mengalir sebagai pemahaman perubahan zaman. Karena memang tantangannya petani-petani itu tidak tidak sekarang sudah tidak mungkin untuk maunya sendiri menanam. Tapi, sudah dijadwal karena menjadi bahan baku industri. Entah itu lombok, entah itu cassava (ketela), entah itu apa yang lain," kata Sultan HB X.