Pistol Dirut BUMN Menyalak di Bandara, Ini Prosedur Senpi Masuk Pesawat

19 April 2023 16:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pistol. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pistol. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pistol yang dibawa Direktur Utama (Dirut) PT Berdikari (Badan Usaha Milik Negara—BUMN) Harry Warganegara menyalak di Bandara Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan (Sulsel).
ADVERTISEMENT
Insiden itu terjadi di area konter check-in Citilink, Senin (17/4), membuat heboh hingga para penumpang berpencar-pencar.

Lalu apakah boleh senjata api (senpi) masuk ke dalam pesawat?

Jawabannya tidak boleh, bila dibawa langsung oleh penumpang yang bersangkutan. Ada aturan dan prosedur ketat yang harus dilalui oleh penumpang bila membawa barang-barang berbahaya seperti pistol.
"Penumpang itu tidak boleh bawa pistol, kecuali kalau dia sudah mendapat izin dari otoritas, izin prosedur," kata Kepala Otoritas Bandara Makassar Kemenhub Asri Santosa kepada kumparan, Rabu (19/4).
Asri menjelaskan, saat penumpang yang membawa senpi check-in di konter, ia harus melapor ke petugas untuk dibantu penanganan security item.
Petugas di konter lalu menghubungi petugas Aviation Security (Avsec) untuk membawa senpi tersebut bersama dengan pemiliknya ke ruangan khusus.
ADVERTISEMENT
"Dibawa ke satu ruangan, dibuka di sana, dipisahkan antara peluru dan mekaniknya," kata Asri.
Setelah dipisahkan, petugas akan memeriksa ulang mekanik tersebut dengan cara ditembakkan menggunakan alat khusus ke kantong pasir yang ada di ruangan tersebut. Tujuannya untuk memastikan tidak ada peluru sisa atau yang tersangkut.
Begitu sudah dipastikan peluru keluar semua, senpi kemudian dibungkus dan dimasukkan ke kargo. Peluru dan pistolnya dipisahkan. Petugas terkait mesti membuat berita acara ini.
Penumpang diizinkan masuk ke pesawat tanpa membawa senjata. Nanti, begitu mendarat di lokasi tujuan, penumpang baru bisa mengeklaim kepemilikan senjata tersebut dengan prosedur khusus.
"Saat landing baru dikembalikan sambil dibikin lagi berita acaranya," kata Asri.

Di Kasus Harry, Petugas Protokoler Tidak Sabar

Di kasus Harry Warganegara, kata Asri, petugas protokoler—berinisial AFA—yang mendampingi Harry tidak sabar menunggu petugas Avsec. AFA mengokang senjata di lokasi check-in, bukan di ruangan khusus.
ADVERTISEMENT
Dalam pistol jenis Battle Arm G42 tersebut terdapat 5 peluru kaliber 32 ACP.
Harry Warganegara dan AFA diamankan petugas bandara untuk dimintai keterangan. Setelah pemeriksaan, keduanya dilepaskan dan dikenakan sanksi permintaan maaf.
"Case diselesaikan dengan cara meminta maaf dan mengakui kesalahannya," kata Asri.