Pj Bupati Subang Copot Kepala Sekolah Imbas Siswa Meninggal Usai Dibully Senior

26 November 2024 7:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bullying di Korea Selatan. Foto: Rawpixel.com/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bullying di Korea Selatan. Foto: Rawpixel.com/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Meninggalnya Albi Ruffi Ozara (9) siswa kelas 3 SDN Jayamukti, Blanakan, Subang, membuat Pj Bupati Subang, Imran, terpukul. Imran nampak begitu sedih usai keluar dari ruang jenazah tempat Albi disemayamkan.
ADVERTISEMENT
"Ini tidak perlu terjadi jika pihak sekolah bisa mengawasi anak didiknya, akibat kelalaian pihak sekolah, nyawa anak generasi muda bangsa mati sia-sia karena bullying," ucapnya
Imran berharap kasus Albi ini adalah yang terakhir, ke depan tak ada lagi kasus bullying di Subang apalagi hingga menyebabkan nyawa siswa melayang.
"Saya tegaskan, pihak sekolah harus benar-benar mengawasi anak didiknya di sekolah baik saat jam belajar maupun istirahat, agar kasus Albi tak terulang di kemudian hari," tegasnya
Imran juga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini agar memberikan efek jera bagi siswa lainnya dan juga pihak sekolah.
"Saya minta usut tuntas, siapa pun yang bersalah hukum," tandasnya
Terkait kasus ini, Imran menonaktifkan Kepala Sekolah SDN Jayamukti, Blanakan. Ia bahkan mengancam akan memecat kepala sekolah tersebut jika terbukti bersalah.
ADVERTISEMENT
"Kepala sekolah sudah saya nonaktifkan dan akan saya pecat jika bersalah, dan minta pihak kepolisian untuk memeriksanya karena hal ini tak perlu terjadi jika tak ada kelalaian dari pihak sekolah," katanya
Untuk mengingatkan kepada pihak sekolah, Imran akan mengumpulkan semua kepala sekolah di Subang, di SDN Jayamukti Blanakan.
"Besok seluruh kepala sekolah akan saya kumpulkan di sekolah tempat Albi bersekolah yakni SDN Jayamukti Blanakan. Saya akan tegaskan kembali kepada para kepala sekolah agar sungguh-sungguh mengawasi anak didiknya jangan sampai ada korban Albi selanjutnya," pungkasnya.
Albi meninggal dunia usai 3 hari koma. Ia sebelumnya harus menjalani perawatan intensif di ICU RSUD Subang setelah diduga menjadi korban kekerasan tiga kakak kelasnya.
"Korban dugaan kekerasan kakak kelas tersebut, meninggal dunia sekitar pukul 16.10 WIB dan saat ini jenazah sudah berada di kamar Jenazah RSUD Subang," kata Kasatreskrim AKP Gilang Indra Friyana Rahmat, Senin (25/11).
ADVERTISEMENT
Gilang mengatakan korban akan dibawa ke RS Bhayangkara Indramayu untuk dilakukan autopsi. Hal ini untuk memastikan penyebab meninggalnya korban.

Dilaporkan ke Polisi

Pihak keluarga mengaku korban sempat bercerita sering dipukuli oleh kakak kelasnya. Tindak kekerasan itu terjadi di sekolah maupun di tempat mengaji.
Sebelum koma, korban mengalami sakit kepala berat. Ia juga muntah-muntah hingga tidak sadarkan diri.
Berdasarkan pengakuan korban tersebut, pihak keluarga melaporkan kasus ini ke polisi. Kini kasusnya masih dalam penyelidikan.