Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Pj Gubernur Papua Barat Terabas Hutan demi Berantas Stunting-Kemiskinan Ekstrem
16 Juni 2023 21:48 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat Komjen Pol. (Purn) Paulus Waterpauw rela membelah lebatnya hutan belantara yang terletak diantara Manokwari dan Pegunungan Arfak.
ADVERTISEMENT
Upayanya ini demi memerangi masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak (stunting ), serta kemiskinan ekstrem.
Setelah mengikuti rapat bersama dengan tim satgas percepatan penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrim di Pemda Manokwari Selatan pada 6 Juni lalu, Waterpauw bersama istrinya, Roma Megawanty, yang juga ketua TP PKK Papua Barat langsung menuju Pegunungan Arfak dengan kendaraan yang dibawanya sendiri.
"Sebelumnya saya telah menyetir mobil sendiri dari Manokwari menuju Manokwari Selatan dengan waktu tempuh 3 jam. Untuk perjalanan PP dari Manokwari ke Pegunungan Arfak sendiri bukan perkara mudah mengingat infrastruktur jalan utamanya masih sulit ditembus," ungkap Waterpauw pada Jumat (16/6).
"Bahkan dalam perjalanan pada (7/6) lalu, saya menemukan jalanan menuju kawasan Pegaf dari Manokwari yang berjarak tak kurang 100 kilometer memang masih terbilang buruk," imbuhnya.
Untuk melihat secara langsung persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem di Papua Barat khususnya di Pegunungan Arfak, purnawirawan polisi jenderal bintang tiga ini bahkan harus merasakan lebatnya hutan belantara serta kondisi jalanan yang terjal dan berliku.
ADVERTISEMENT
"Untuk mencapai lokasi dengan mobil jenis off-road dimana ban bergerigi, waktu tempuh yang diperlukan bisa mencapai 4 jam dengan jalanan berbatu dan licin berlumpur. Di titik tertentu kondisi jalan tidak proporsional karena terlalu sempit sehingga harus menyeberangi tak kurang empat sungai tanpa jembatan," ungkap Waterpauw.
Dalam perjalanan menuju Pegunungan Arfak, Waterpauw dan istri sempat bertemu para petugas kesehatan yang baru selesai melayani kesehatan masyarakat di Kampung Tuabiam.
"Senang dan bahagia karena bapak dan ibu bisa mampir di kampung kami yang kecil ini. Bangga bapak bisa mampir di Pustu Tuabiam dan berharap Paulus Waterpauw bisa mengunjungi kampung-kampung di Papua barat lainnya," ujar salah seorang petugas kesehatan, Yohanna Pikey.
Usai bersua dengan warga, Waterpauw dan istri kembali melanjutkan perjalanan dan setibanya di Pegunungan Arfak, langsung memimpin rapat penanganan stunting dan penghapusan kemiskinan ekstrem di aula kantor bupati.
Dalam rapat tersebut, turut hadir Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy, Wakil Bupati Marinus Mandacan, serta para pimpinan OPD Arfak dan provinsi.
ADVERTISEMENT
Waterpauw mengatakan, prevalensi stunting dan angka kemiskinan ekstrem pada sejumlah daerah di Papua Barat masih tinggi. Hal ini menjadi atensi khusus Waterpauw terutama bagi Kabupaten Pegunungan Arfak.
"Kami akan lebih intens menangani masalah stunting dengan lebih dekat kepada masyarakat. Kita akan mencoba berkolaborasi dengan segala komponen untuk mengatasi masalah ini dan mencoba melibatkan tokoh-tokoh agama untuk bersama menyelesaikan persoalan ini," jelas Waterpauw.
Untuk memberantas stunting dan kemiskinan ekstrem di Papua Barat, Waterpauw menargetkan waktu 3-6 bulan. Di Puskesmas Anggi, Kampung Irai, Distrik Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, tercatat terdapat 2 orang anak yang mengalami stunting dari 65 anak dan orang tua yang hadir.
Dari kasus stunting dan kemiskinan ekstrem yang terjadi, Pemprov Papua Barat, PKK Provinsi Papua Barat serta BKKBN Papua Barat memberikan berbagai bantuan. Berupa bahan pokok, bibit tanaman holtikultura untuk 2 distrik percontohan di Distrik Anggi Gida dan Distrik Hing, lalu ada bantuan kompor, obgin bed, telur, serta susu untuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
(LAN)