Pj Heru: Penutupan U-Turn Santa Diprotes karena Warga Tidak Nyaman Putar Arah

14 April 2023 10:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono dan Kapolda Irjen Karyoto meninjau kemacetan di simpang traffic light Santa, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2023). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono dan Kapolda Irjen Karyoto meninjau kemacetan di simpang traffic light Santa, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2023). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau rekayasa lalu lintas di persimpangan traffic light Santa, Jakarta Selatan, yang menghubungkan Jalan Wijaya I, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Suryo. Rekayasa lalu lintas ini sempat menuai penolakan dari warga, terutama yang biasa melaju dari arah Jalan Wijaya I ke arah Kapten Tendean.
ADVERTISEMENT
Jika sebelumnya pengguna jalan bisa langsung mengambil jalan berbelok ke arah kanan, kini terpaksa lurus ke arah Jalan Wolter Monginsidi lalu belok kanan di simpang Jalan Gunawarman menuju Jalan Senopati, Jalan Suryo dan seterusnya.
“Ya, dari 100, satu yang bicara itu biasa. Sekarang kita mau untuk kepentingan lebih besar atau untuk perorangan?” Kata Heru saat ditemui di lokasi, Jumat (14/3).
Menurut Heru, penolakan pasti terjadi karena masyarakat merasa tidak nyaman harus berputar arah. Namun menurutnya, rekayasa ini justru bisa membuat jalanan lebih lancar jika dibandingkan saat menggunakan lampu lalu lintas.
“Tetapi ketika kita hitung waktu lampu merahnya, mereka bertahan itu lebih lama dibanding mereka muter. Tapi besok-besok mereka akan merasakan begini lebih lancar,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dari pantauan kumparan di lokasi, arus lalu lintas ke arah Jalan Walter Monginsidi dari arah Kapten Tendean dan Jalan Wijaya I pada pukul 8.00 WIB terpantau padat merayap.
Pengguna jalan mengantre untuk berputar arah sambil membunyikan klakson secara bersaut-sautan. Ada juga beberapa masyarakat yang berteriak langsung memprotes kebijakan ini.
“Makin parah, macet makin parah,” kata salah satu pengguna sepeda motor yang sengaja berteriak ke arah Heru saat sedang memantau lalu lintas.
Menurut Heru, kemacetan memang biasa terjadi di antara pukul 8.00 WIB sampai 9.00 WIB. Menurutnya, kepadatan jalan akan berangsur terurai menjelang siang hari.
Adapun kondisi macet yang terjadi saat ini karena masyarakat dari arah Jalan Wijaya masih berupaya untuk mengambil arah kanan untuk langsung berbelok ke arah Kapten Tendean, tanpa mengetahui bahwa jalan tersebut sudah ditutup secara semi permanen.
ADVERTISEMENT
“Mungkin dalam satu minggu ini mereka sudah tahu bahwa ini rutenya sudah satu arah,” pungkas Heru.