Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
PJB Upayakan Harga Listrik PLTS Terapung di Bawah 6,5 Sen dolar AS/kWh
28 November 2017 17:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Tarif listrik Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung alias floating PV solar power plant di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat, rencananya akan dipatok di bawah 6,5 sen/kWh. Angka itu memang masih jauh lebih mahal dari tarif Uni Emirat Arab (UEA) yang hanya 2,99 sen/kwh.
ADVERTISEMENT
Pembangkit yang dibangun anak usaha PT PLN, PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), dan perusahaan pengembang energi terbarukan asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar, ini akan memiliki kapasitas 200 MW.
“Saat ini masih dalam tahap pembicaraan dengan PJB mengenai upaya untuk meminimalkan tarif,” Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar sesudah acara penandatangan Project Development Agreement (PDA) proyek tersebut di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (28/11).
Selain Arcandra, hadir dalam penandatanganan PDA tersebut Duta Besar Persatuan Emirat Arab untuk Indonesia, Mohamed Abdulla Mohammed Bin Mutleq Alghafli.
Arcandra mengakui proyek PLTS terapung ini membutuhkan dukungan financial arrangement terkait insentif berupa tax allowance dan jenis insentif lain yang penting dan layak untuk seluruh pihak, baik PLN, PJB, maupun Masdar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perusahaan yang ingin mengajak kerja sama juga harus mengetahui bahwa PLN memiliki target agar tarif bisa lebih murah.
“Kalau lebih tinggi, akan sulit untuk dilanjutkan. Tapi jika tarifnya cukup rendah untuk masyarakat, siapa pun diterima dengan baik untuk berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.
Senada dengan Arcandra, Direktur Utama PJB Iwan Agung Firstantara mengaku juga sedang berupaya agar tarif nantinya bisa dibawah 6,5 sen meskipun tak bisa semurah di UEA.
“Di Arab itu kan bisa murah karena tanahnya gratis, bunga gratis, pajak gratis. Makanya kita lihat nanti di BKPM untuk ada tax allowance,” katanya.
Ia juga berupaya untuk mendapatkan lander yang murah serta mencari project financing. “Saya yakin Masdar punya partner banyak dan merata untuk hal tersebut,” tandasnya.
ADVERTISEMENT