news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PKB Kutuk Aksi Kelompok MIT Ali Kalora di Sigi: Bertentangan dengan Ajaran Islam

1 Desember 2020 9:56 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Fraksi PKB DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Fraksi PKB DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi penyerangan kelompok Mujahidin Indonesia Timur atau MIT Poso yang menyerang Dusun 5 Lewonu, Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat (27/11), menuai kecaman banyak pihak. Serangan MIT di Sigi ini dilakukan oleh kelompok teroris pimpinan Ali Kalora.
ADVERTISEMENT
Ketua Fraksi PKB DPR Cucun Sjamsurijal mengecam keras kejadian yang menewaskan 4 orang, 7 rumah ludes dibakar, dan 150 KK mengungsi itu. Ia mendesak pemerintah terus melakukan sosialisasi tentang moderasi cara beragama di tengah masyarakat.
"Kami mengutuk aksi kejam Ali Kalora Cs di Sigi. Kami meminta semua kalangan tidak lengah, karena kelompok radikalis dan teroris masih ada di sekitar kita. Kami juga mendesak agar pemerintah terus berkampanye pentingnya moderasi cara beragama dari tingkatan paling kecil yakni keluarga," kata Cucun, Selasa (1/12).
Cucun menilai aksi penyerangan itu tidak dapat dibenarkan, apalagi jika alasan pembunuhan atas nama perbedaan agama. Menurutnya, tindakan kelompok teroris MIT Poso merupakan aksi yang bertujuan memunculkan ketakutan di tengah masyarakat.
Ilustrasi teroris. Foto: Indra Fauzi/kumparan
"Jelas tindakan Ali Kalora cs bertentangan dengan ajaran agama Islam. Maka perilaku itu jelas tidak pernah dibenarkan di hadapan hukum positif maupun hukum Islam itu sendiri," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi III DPR itu juga menyambut baik langkah TNI dan Polri dengan membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini. Ia menyakini TNI/Polri dapat mengejar kelompok teroris dan menindak setegas-tegasnya.
"Memang harus diakui medan di sana berat. Gerombolan ini memanfaatkan lebatnya hutan dan sulitnya medan pegunungan untuk bersembunyi. Mereka juga disiplin untuk tidak menggunakan alat komunikasi sehingga menyulitkan pelacakan. Tapi kami yakin TNI/Polri punya kemampuan memadai untuk mengejar dan membasmi kelompok ini,” tegas Cucun.
Lebih lanjut, ia menyebut kasus penyerangan di Sigi menjadi penanda bibit terorisme masih ada di Indonesia. Untuk itu, Cucun meminta keluarga berperan lebih banyak dalam menanamkan cara-cara beragama yang moderat.
"Radikalisme dan terorisme selalu berawal dari cara pandang intoleran, yang biasanya muncul dari cara beragama yang sempit dan jumud. Oleh karena itu, perlu terus dilakukan kampanye perlunya moderasi cara beragama di tengah kehidupan masyarakat Indonesia yang memang secara sunnatullah beragam," ucap Cucun.
ADVERTISEMENT
"Para radikalis selalu menyasar anak-anak muda untuk diracuni pemikirannya dengan bibit-bibit radikalisme. Maka keluarga harus menjadi benteng pertama, agar anak muda di Indonesia waspada terhadap bahaya pemikiran radikal utamanya yang mengatasnamakan agama," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengutuk aksi serangan MIT di Sigi dan menyebut tujuan para pelaku adalah untuk menciptakan provokasi di tengah masyarakat.
"Tindakan yang biadab itu jelas bertujuan untuk menciptakan provokasi dan teror di tengah masyarakat yang ingin merusak persatuan dan kerukunan di antara warga bangsa," kata Jokowi dalam konferensi persnya, Senin (30/11).
"Ini adalah tragedi kemanusiaan dan pemerintah akan memberikan santunan kepada mereka yang ditinggalkan," tutupnya.