Pengamat: PKS Diprediksi Keluar Koalisi, Bikin Poros Baru dengan PPP & Demokrat

3 September 2023 13:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
Presiden PKS, Ahmad Syaikhu dalam konferensi pers terkait deklarasi Anies-Cak Imin di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (2/9/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden PKS, Ahmad Syaikhu dalam konferensi pers terkait deklarasi Anies-Cak Imin di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (2/9/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PKS diprediksi akan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) setelah masuknya PKB. Partai berlambang bulan sabit dan padi itu diprediksi akan membentuk koalisi baru bersama PPP dan Demokrat.
ADVERTISEMENT
Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menjelaskan, hal ini terjadi setelah NasDem dan PKB mendeklarasikan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai capres dan cawapres.
"Guncangan di dalam internal Koalisi Perubahan pasca-PKB bergabung deklarasi Anies Baswedan-Cak Imin juga bisa menjadi katalisator bagi hal itu (pembentukan poros koalisi baru)," ujar Bawono saat dihubungi, Minggu (3/9).
"Cara bergabung PKB tidak smooth. Di mata PKS bisa saja membuat PKS keluar dari barisan koalisi mengikuti jejak Partai Demokrat," imbuhnya.
Peneliti utama indikator politik Bawono Kumoro. Foto: Dok. Pribadi
Bawono menanti sikap politik yang akan dijalani PKS ke depannya. Bila PKS tetap memaklumi bergabungnya PKB untuk mengusung Anies, menurutnya, akan menimbulkan stigma negatif terhadap PKS.
"Bila sikap politik PKS nanti sekadar berhenti pada rasa sesal semata lalu memaklumi hal tersebut maka ke depan dalam perjalanan koalisi keberadaan PKS potensial akan dikecilkan atau dipandang sebelah mata," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Bawono menilai, salah satu opsi terbaik yang dapat diambil PKS adalah membangun koalisi baru dengan PPP dan Demokrat.
"Membangun poros baru dengan PPP dan Partai Demokrat akan menjadi opsi menarik dapat diambil oleh PKS. Bisa saja mengedepankan paket Sandiaga Uno-AHY," ungkapnya.

SBY dan Menteri Aktif Jokowi Ajak Koalisi

Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan keterangan hasil rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat, Jumat (1/9/2023). Foto: YouTube
Isu poros koalisi baru itu sebelumnya diungkapkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. SBY menyebut, ada seorang menteri aktif melakukan lobi kepada Demokrat untuk membentuk koalisi baru,
"Ada seorang menteri sekarang ini masih aktif dari kabinet kerja pimpinan Presiden Jokowi secara intensif melakukan lobi termasuk kepada Partai Demokrat dengan menawarkan mengajak koalisi yang baru," ungkap SBY dalam pembukaan rapat Majelis Tinggi Partai menyikapi dukungan PKB ke Anies, di Cikeas, Jumat (1/9).
ADVERTISEMENT
SBY tidak menyebutkan siapa menteri yang dimaksud. Tapi, dalam pembicaraan itu, sang menteri mengajak untuk membuat poros koalisi baru berisi Partai Demokrat, PKS, dan PPP.
"Yang bersangkutan mengatakan yang disampaikan ini inisiatif ini sudah sepengetahuan Pak Lurah, kata-kata sang menteri, bukan kata-kata saya, kata-kata yang bersangkutan," ujar SBY.

Anies-Cak Imin Masih Dibahas Majelis Syuro PKS

Presiden PKS, Ahmad Syaikhu dalam konferensi pers terkait deklarasi Anies-Cak Imin di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (2/9/2023). Foto: Zamachsyari/kumparan
PKS sampai saat ini memang menyatakan mendukung Anies sebagai capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Tapi, untuk menempatkan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai cawapres, masih harus dibahas di Majelis Syuro PKS.
"PKS telah tetapkan Anies sebagai bacapres diusung PKS. Adapun rekomendasi nama Bapak Muhaimin sebagai cawapres akan diusulkan, dibahas pada musyawarah Majelis Syuro PKS," kata Ketum PKS Ahmad Syaikhu di DPP PKS, Jakarta, Sabtu (2/9).
ADVERTISEMENT