PKS DKI Tolak Nama Kemal Ataturk: Ganti Al-Fatih atau Pahlawan Lokal H Darip

18 Oktober 2021 14:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemal Ataturk, atau Mustafa Kemal. Foto: AFP PHOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kemal Ataturk, atau Mustafa Kemal. Foto: AFP PHOTO
ADVERTISEMENT
Penolakan terhadap sosok Mustafa Kemal Ataturk untuk dijadikan nama jalan di Jakarta terus datang dari berbagai kalangan.
ADVERTISEMENT
Penasihat Fraksi PKS DPRD DKI, Abdurrahman Suhaimi, menolak nama Mustafa Kemal jadi nama jalan di Jakarta sebagai timbal balik adanya nama Jalan Sukarno di Turki. Bila tak ada nama lain, lebih baik memakai nama pahlawan lokal.
“Banyak pahlawan kita yang bisa dijadikan nama jalan, banyak pejuang kita contohnya pejuang kalau di Jakarta Timur ya ada H. Darip misalnya, H. Darip yang tokoh Klender, itu juga pejuang kemerdekaan yang luar biasa. Maksudnya daripada diambil juga yang tidak jelas, tokoh sekuleris (Mustafa Kemal Ataturk),” kata Suhaimi saat dihubungi kumparan Senin, (18/10).
Menurut Suhaimi, masih banyak pahlawan Turki yang layak untuk dijadikan nama jalan, sebut saja Sultan Mehmet II atau sering disebut Muhammad Al-Fatih. Al-Fatih merupakan tokoh Islam sentral saat itu yang berhasil menaklukkan Konstantinopel di usia 21 tahun.
ADVERTISEMENT
“Misalnya Muhammad Al-Fatih, misalnya ya pejuang muslim di sana, untuk timbal balik itu ya. kalau enggak timbal balik ya pahlawan-pahlawan kita yang di apa namanya yang diangkat,” jelas pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi. Foto: Moh Fajri/kumparan
Selain itu, Sekretaris Fraksi PKS DKI Jakarta, Achmad Yani, juga turut menolak dengan tegas Mustafa Kemal dijadikan nama jalan.
“Lebih baik menggunakan nama jalan mengambil dari nama para pahlawan Indonesia yang sudah jelas pengorbanannya untuk membela negara Indonesia. Hal ini sebagai penghargaan kepada para pahlawan dalam negeri atas jasa-jasanya,” jelasnya.
Mustafa Kemal Ataturk memang dikenal sebagai salah satu pemimpin Turki yang mengubah sistem pemerintahan Turki dari kesultanan Islam menjadi sekuler.
===
ADVERTISEMENT
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews