Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
PKS: Kepuasan atas Kinerja Jokowi Turun karena Inkonsistensi Kebijakan
19 Juli 2021 12:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Hasil survei LSI mengungkapkan ada penurunan kepuasan masyarakat atas kinerja Presiden Jokowi dalam menangani pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Saya kira salah satu di antara yang buat rakyat semakin menipis kepercayaan terhadap Pak Jokowi dalam mengatasi pandemi COVID-19 ya inkonsistensi," kata Hidayat Nur Wahid , Senin (19/7).
Dia menjelaskan bahwa inkonsistensi kebijakan menimbulkan banyak persoalan. Salah satu dampak yang paling dirasakan, pandemi COVID-19 tak kunjung mereda, apalagi selesai.
"Itu menghadirkan carut-marut di tingkat lapangan, apa program yang tak fokus kemudian penugasan yang juga tak fokus kemudian target-target yang tak terpenuhi kemudian korban COVID-19 yang terus," ujarnya.
"Sementara di pihak yang lain kebijakan yang dibuat pun tidak menyelesaikan masalah. Tiba-tiba kemudian diberlakukan beragam kebijakan dengan nama yang berbeda-beda tapi inti ujungnya, akhirnya tetap sama saja yaitu gagal, tidak menyelesaikan masalah," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selama pandemi berlangsung, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini menilai sudah ribuan triliun dana yang dikeluarkan pemerintah. Namun, belum juga memberikan hasil yang maksimal dalam keberhasilan penanganan pandemi COVID-19.
"Itu jumlah yang luar biasa besar sementara hasilnya ekonomi juga tak bergerak, rakyat juga susah, COVID-19 tidak teratasi, beban semakin banyak, tidak ada dampak positif dari ribuan triliun yang sudah digelontorkan," katanya.
Jadi, tak heran bahwa sederet masalah ini membuat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi terus menurun.
Sebelumnya, berdasarkan hasil survei LSI, ada 59,6 persen sangat atau cukup puas dengan kinerja Jokowi dalam menangani wabah corona. Sementara itu, 37,1 persen responden tak puas.
Berdasarkan survei LSI, pada Agustus 2020, angka yang puas mencapai 65,5 persen. Kemudian September 2020 turun menjadi 64 persen. Pada Oktober 2020 turun lagi menjadi 57,9 persen. Kemudian sempat naik pada November 2020 dan Desember 2020. Tapi turun pada Juni 2021.
ADVERTISEMENT
"Kepuasan tampak cukup rendah pada responden laki-laki, pemilih pemula, etnis Bugis, Sunda, Minang, kemudian Madura, pendidikan SLTP dan kuliah, pekerja kerah putih, pendapatan menengah, serta responden di perkotaan, dan di DKI, Jabar, Jateng, dan Sulawesi," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam paparan survei secara virtual, Minggu (18/7).