PKS Kritik Prabowo soal China Masuk Natuna: Jangan Lembek, Harus Tegas

4 Januari 2020 10:09 WIB
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto tiba di Istana Negara, Senin (21/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto tiba di Istana Negara, Senin (21/10/2019). Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
PKS mengkritik sikap Menhan Prabowo Subianto yang tidak tegas atas kasus masuknya kapal China ke wilayah Natuna dengan dikawal kapal China Coast Guard.
ADVERTISEMENT
Juru bicara PKS, Muhammad Kholid, menganggap sikap Prabowo justru tak menunjukkan ketegasan terhadap negeri tirai bambu itu. Kholid tidak ingin sikap Prabowo itu malah membuat Indonesia tak berani bersikap atas China.
"Pak Prabowo sebagai Menhan tidak boleh anggap isu kedaulatan sebagai isu yang enteng, santai. Sikapnya harus tegas dan punya wibawa. Kalau lembek, santai-santai, maka bangsa ini akan semakin direndahkan oleh bangsa lain karena tidak punya keberanian dalam bersikap," kata Kholid dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/2).
Kapal coast guard China mengusir nelayan Indonesia di perairan Natuna. Foto: Dok. Istimewa
Kholid juga mendorong Presiden Jokowi harus bersikap tegas. Sebab menurutnya, hal ini berhubungan dengan masalah kedaulatan negara.
"Presiden Jokowi harus bersikap jelas dan tegas. Jika sudah menyangkut kedaulatan negara, Pemerintah harus bersikap keras dan tegas. Tidak boleh lembek. Meskipun kepada negara sahabat seperti Tiongkok (China)," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Kholid pun menyambut baik langkah Menlu Retno Marsudi dengan mengirimkan nota protes ke pemerintah China atas mengklaim sepihak kedaulatan wilayah Zone Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia di laut Natuna.
Konferensi Pers usai Rakortas Menteri terkait kondisi Natuna. Foto: Apriliandika Pratama/kumparan
PKS pun berharap pemerintah China dapat menaati United Nations Convention on the Law of the Sea (Unclos) 1982 yang menjadi kesepakatan seluruh bangsa terkait batas laut, termasuk wilayah ZEE Indonesia di Natuna.
"Tiongkok sebagai bagian komunitas internasional, harus menghormati norma dan hukum Internasional yang sudah menjadi kesepakatan bersama bangsa-bangsa di dunia," tutup Kholid.
Sejumlah kapal China kembali masuk ke Natuna dan mencuri ikan di perairan itu. Sayangnya, kedatangan kapal asing itu dikawal kapal Coast Guard China. Atas kasus ini, pemerintah telah menyampaikan nota protes atas tindakan yang dilakukan China.
Menhan RI Prabowo Subianto usai melakukan pertemuan dengan Menlu Australia Marise Payne dan Menhan Australia Linda Reynold, Bali, Jumat (6/12). Foto: Darin Atiandina/kumparan
Sementara, Prabowo menganggap masalah China Coast Guard yang masuk ke Natuna dapat diselesaikan dengan damai. Terlebih, China merupakan salah satu negara sahabat.
ADVERTISEMENT
"Kita tentunya gini, kita masing-masing ada sikap. Kita harus cari satu solusi baik lah di ujungnya. Saya kira ada solusi baik. Kita selesaikan dengan baik ya, bagaimanapun China negara sahabat," kata Prabowo, Jumat (3/1).